CIBODAS – Biorefinery Society (BIOS), startup berbasis komunitas di Indonesia, membawa hasil risetnya di kampus agar bisa diimplementasikan kepada masyarakat. Salah satu visinya berupa memberikan desiminasi atau proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan, dan dikelola, dengan mempertemukan berbagai stakeholder seperti pihak pemerintah, masyarakat dan akademisi, dengan harapan dapat membangun sebuah industri.
BIOS bukan merupakan lembaga profit. Keberadaannya lebih condong kepada berbuat sosial. Salah satu langkah BIOS yaitu membuat kegiatan diseminasi integrasi kopi dan lebah “Dari Kebun ke Kafe” dengan melibatkan beberapa instansi di Perkebunan Kopi Arjuna, Desa Cibodas, Lembang, Sabtu (15/9).
Mereka yang hadir di antaranya dari Kelompok Keahlian Agroteknologi dan Teknologi Bioproduk (KK ATB) ITB di bawah Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Himpunan Mahasiswa Rekayasa Hayati (HMRH) ITB , Kelompok Tani Cibeusi (LMDH Cibeusi) Jatinangor, Gapoktan Arjuna Kabupaten Bandung Barat, beberapa startup berbasis komunitas, para dosen SITH ITB yaitu Dr. Robert Manurung, Dr. M. Yusuf Abduh dan Dr. Rijanti Rahaju Maulani, sebagai pemateri.
Bagoes Muhammad Inderaja, pendiri sekaligus Chief Executive Officer (CEO) BIOS mengungkapkan, tujuan digelarnya dari acara Dari Kebun ke Kafe, selain memberi materi dan ilmu hasil riset, juga ingin menjembatani antara masyarakat, pemerintah dan anak muda yang sedang menginisiasi sebagai startup.
“Di sini hadir BIOS sebagai startup utama sekaligus EO acara. Bio and Oil spesialis bagian propolis dan lebah. Nara sebagai startup baru dengan spesialis menyampaikan hasil-hasil riset kepada masyarakat dan juga Kopi Arjuna,” ungkapnya di sela-sela acara, Sabtu (15/9).