KATAPANG – Untuk tetap mengenal ideologi Bangsa dikalangan generasi Milenial, perlu adanya pendekatan yang disesuaikan dengan karakteristik generasi milenial.
Anggota MPR RI Dede Yusuf Macan Efendi mengatakan, untuk memberikan pemahaman wawasan kebangsaan kepada generasi milenial perlu metode khusus. Sebab, tantangan bangsa saat ini adalah pengaruh negatif globalisasi.
’’Jadi kita harus tahu dulu karakteristik generasi milenial itu seperti apa, kemudia baru kita menyesuaikan,” jelas Dede ketika ditemui dalam sosialisasi 4 pilar dengan tema ‘Memperkokoh Pilar Kebangsaan bagi Generasi Milenial’
Menurutnya, pada acara sosialisasi suasana terasa hangat, Sebab, para peserta diajak untuk berinteraksi langsung dan mengemukakan pendapat berdasarkan perspektif masing-masing mengenai 4 pilar.
Dia menilai, generasi millennial memang menjadi perhatian serius terkait dengan persoalan ideologi bangsa bahkan dalam isu kebangsaan itu sendiri, dimana generasi ini dianggap memiliki keunikan dengan gaya hidup yang tidak bisa lepas dari dunia teknologi.
Menurutnya, generasi milenial berbeda dengan generasi di atas. Mereka yang lahir setelah tahun 1990-an hidup dalam dunia teknologi dan informasi yang sangat intensif. Telepon pintar, komputer, tablet, atau smart watch menjadi ciri-ciri dari generasi milenial.
Mereka sangat mandiri dan tidak tergantung lagi perjumpaan untuk mengekspresikan gagasannya atau mengetahui perkembangan jaringan sosialnya. Ruang dan waktu untuk berkomunikasi tidak lagi menjadi hambatan karena semua dapat diatasi dengan WA, Instagram, atau Facebook. Sehingga, tidak perlu menempuh waktu berjam-jam untuk berkomunikasi.
’’Relasi pun relatif cepat terbentuk walaupun bisa juga cepat pergi. Tatap muka secara fisik tidak lagi menjadi kebutuhan sehingga toleransi pun menjadi tidak terlalu dibutuhkan,’’ jelas dia.
Hiruk pikuk dunia maya yang beraneka ragam, baik dari postingan maupun komentarnya menjadi salah satu bukti bahwa generasi ini sangat aktif dan gemar beraktualisasi di media sosial. Namun, yang perlu diluruskan kemudian adalah konten atau substansi dalam berbagai interaksi di dunia maya haruslah sesuai dengan Kepribadian bangsa yakni Pancasila.