BANDUNG – Kendati DPP Partai Demokrat telah menjatuhkan pilihan mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga Uno. Tetapi tak sedikit kader lebih memilih mendukungan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
Menurut mantan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat, Iwan Sulanjana, banyaknya kader yang membelot itu lantaran kebijakan DPP tidak diterima, atau tidak mengakomodir aspirasi kader. Kondisi itu sebut dia, bisa menjadi pertanda, jika pada pemilu 2019 mendatang Partai Demokrat terancam pecah dalam dukungan di Pilpres 2019.
”Banyak kader Partai Demokrat di tingkat DPP maupun DPD Jawa Barat pindah ke partai lain karena segala kebijakan yang dikeluarkan DPP tidak banyak mengakomodir keinginan para kadernya,” tutur Iwan Sulanjana pada Jabar Ekspres, kemarin (7/9).
Menurutnya, sistem yang dianut di Partai berlambang Mercy itu memang DPP-lah yang paling dominan dalam mengeluarkan kebijakan khususnya figur Ketua Umum. Sehingga suka atau tidak suka kebijakannya harus ditaati. Imbasnya di daerah lebih banyak tidak mengakomodir aspirasi para kader arus bawah.
”Sejak saya tidak menjabat lagi, banyak kader Partai Demokrat yang pindah ke partai lain yang lebih akomodatif. Saya sendiri memilih untuk hengkang dari PD karena alasan yang sama,” jelasnya.
Pecah dukungan Partai Demokrat ini ungkap dia, sebenarnya tidak hanya terjadi di Pemilihan Presiden 2019 tetapi pernah terjadi di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar 2018. Kebijakan memasangkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebenarnya ditentang banyak kader. Alasannya jelas, DPP lebih memilih sosok Deddy Mizwar yang dinilai akan memenangkan Pilgub Jabar dibandingkan dengan kader-kader yang 10 tahun telah berjuang untuk PD di Jawa Barat justru tidak dipilih.
”Yang dipilih akhirnya jatuh pada salah satu pendiri Partai Demokrat yang tidak pernah berjuang untuk Partai Demokrat,” ungkap dia.
Dihubungi secara terpisah Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Irfan Suryanegara membantah terkait isu pecah dukungan untuk Pemilihan Presiden 2019. Meski diakui dia sudah ada 4 kader yang membelot. ”Tidak pecah, TGB hanya mengundurkan diri, yang lainnya memang mendukung JKW-MA dan Pak Deddy Mizwar belum resmi juga mengundurkan diri dari kepengurusan Partai Demokrat Jabar,” bantahnya.