NGAMPRAH– Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Bandung Barat terus mengencarkan sosialisasi soal pemasangan alat kontrasepsi bagi pria. Hal itu untuk menekan kelahiran anak yang tidak hanya dibebankan kepada perempuan. Sebab, pria pun bisa melakukannya, yakni dengan menggunakan kondom ataupun vasektomi.
“Peran pria juga harus ada soal program KB (Keluarga Berencana). Saat ini, seolah-olah hanya perempuan yang jadi sasaran. Padahal, pria pun bisa berperan dan itu juga bisa menyukseskan program dengan cukup dua orang anak saja,” kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Bandung Barat Asep Wahyu didampingi Kabid KB dan Kesehatan Reproduksi Aam Lativah, Rabu (29/8).
Menurut Asep, partisipasi pria dalam KB dibutuhkan ketika perempuan mengalami kendala saat akan dilakukan pemasangan alat kontrasepsi, berupa suntik ataupun pemasangan IUD. Pria berperan agar tingkat kelahiran bisa tetap ditekan, sehingga laju pertumbuhan penduduk juga bisa dikendalikan.
Di Bandung Barat, sebut dia, partisipasi pria dalam KB cukup menggembirakan. Tahun ini, partisipasi KB pria sekitar 1,5 persen, terdiri atas 0,89 persen pengguna kondom dan 0,62 persen vasektomi.
“Untuk Jawa Barat memang hanya 2 persen untuk program KB pria ini. Tapi, untuk di Bandung Barat capaian angka saat ini sudah cukup tinggi,” ujarnya.
Sementara, data bidang KB dan KS, pengguna kondom terbanyak berada di Parongpong (1,80%) dan Cikalongwetan (1.57%). Sementara penggunaan vasektomi tertinggi di Saguling (1,84%), lalu Cililin (1,58%).
Asep menuturkan, para peserta aktif KB pria ini masih dalam rentang usia subur. Namun, mereka berkomitmen untuk tidak lagi memiliki keturunan setelah memiliki dua anak. “Partisipasi KB pria ini terus meningkat. Apalagi, saat ini banyak yang terdesak faktor ekonomi, sehingga ini pun cukup berpengaruh,” katanya.
Lebih jauh dia menjelaskan, pihaknya terus menyosialisasikan program KB terutama kepada pasangan usia subur yang tidak ingin memiliki anak lagi setelah dikaruniai dua anak ataupun mereka yang ingin menunda kelahiran anak. Tahun ini, ada sebanyak 45.842 pasangan usia subur yang menjadi sasaran program Keluarga Berencana. “Selama ini target kami bisa tercapai sesuai dengan perencanaan. Kami juga menjamin ketersediaan alat kontrasepsi bagi pria aman hingga akhir tahun,” tandasnya. (drx)