Kabupaten Sukabumi jadi Daerah Studi Banding Geopark

SUKABUMI – Ciletuh-Palabuhanratu UNESCO Global Geopark Kabupaten Sukabumi jadi barometer daerah lain melaksana­kan studi banding. Satu di antaranya kunjungan dalam rangka studi band­ing Tim Kelompok Kerja Geopark Ranah Minang, Kabupaten Sijunjung, Su­matra Barat, akhir pekan lalu.

Mereka ingin menimba ilmu dari Ciletuh-Palabu­hanratu UNESCO Global Geopark yang hanya dalam waktu singkat dianugerahi predikat global geopark dari UNESCO.

“Di daerah kami juga ada geopark. Namanya Siloke,” kata Wakil Bupati Sijun­jung, Arrival Boy, kepada wartawan, usai beraudi­ensi dengan pengelola Ge­opark Information Center (GIC) di Citepus.

Siloke adalah sebuah desa yang memiliki alam bebatuan. Di kawasan itu terdapat flora dan fauna, goa-goa, serta ditambah berbagai peninggalan za­man penjajahan Jepang.

“Kami memiliki sejarah kerja paksa atau romusa termasuk gerbong-ger­bong kereta tua sisa ro­musa juga masih ada. Itu yang kami perjuangkan dalam setahun terakhir ini,” tuturnya.

Arrival mengaku telah mengunjungi berbagai tempat yang dijadikan stu­di banding di Kabupaten Sukabumi. Hasilnya nanti akan coba diterapkan di Siloke.

“Di CPUGG ini, seman­gat masyarakat untuk ikut terlibat dalam pengelolaan geopark sangat tinggi. Itu juga kami pelajari dan akan kami adopsi,” pa­parnya.

Saat ini, lanjutnya, ter­dapat sembilan kabupaten dan kota di Sumatra Barat yang tengah berjuang meraih predikat geopark nasional bahkan global geopark dari UNESCO. Namun, Siloke di Kabu­paten Sijunjung menjadi prioritas dibandingkan yang lainnya.

“Pak guber­nur (Irwan Prayitno) bi­lang langsung ke kami bahwa Siloke jadi pri­oritas. Kami memang pal­ing berseman­gat. Bahkan anggaran un­tuk kami sudah diusulkan pak gubernur sebe­sar Rp800 Mil­iar,” bebernya.

General Manager CPUGG, D Budiman, men­gaku bangga Kabupaten Sukabumi dijadikan stu­di banding kegeoparkan dari daerah lain. Satu di antaranya kunjungan dari Pokja Ranah Minang Kabu­paten Sijunjung merupa­kan daerah keenam yang melakukan studi banding.

“Siloke itu luasnya 1.300 kilometer persegi. Menu­rut rencana ada beberapa yang akan diadopsi dari CPUGG. Saya sudah beri­kan penjelasan kepada mereka. Alhamdulillah mereka paham,” tandas Budiman yang juga men­jabat sebagai Kepala Di­nas Pari­wisata itu. (ist)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan