SOREANG – Setelah berakhirnya masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung akan melakukan penyisiran untuk mendata anak yang tidak sekolah atau drop out.
Kadisdik Kabupaten Bandung Juhana mengaku, pihaknya sudah mengetahui berdasarkan data berapa anak yang lulus SD dan Berapa anak yang masuk ke Sekolah Tingkat Pertama (SMP).
Jadi dua metode itu di antaranya berdasarkan data anak yang diterima di SMP dan penyisiran kesetiap kecamatan langsung,” jelas Juhana ketika ditemui kemarin. (3/8).
Dia mengatakan, bila ditemukan ada anak usia sekolah pihaknya akan melakukan pembinaan dan berkomunikasi dengan orang tua anak untuk menanyakan kenapa anak mereka tidak melanjutkan sekolah.
Juhana menilai, berdasarkan kebijakan pemerintah mengenai program wajib belajar 12 tahun sudah seharusnya seluruh anak bersekolah, sehingga tidak ada alasan lagi hanya karena dari keluarga kurang mampu anak tidak disekolahkan.
Pemerintah sudah menjamin biaya melalui dana BOS dan ada Kartu Indonesia Pinter (KIP),kata dia.
Di singgung mengenai jarak lokasi sekolah jauh sehingga menjadi sebab anak tidak bersekolah pihak disdik akan menyediakan transportasi bus sekolah yang sudah tersebar dibeberapa kecamatan.
” Jadi tidak ada alasan anak tidak bersekolah, karena semua kebutuhan sudah disiapkan oleh pemerintah,” tuturnya
Kendati begitu, berdasarkan data diprediksi ada anak tidak bersekolah berada didaerah pelosok seperti wilayah perkebunan di Kecamatan Ranacabali, Pangalengan dan Kertasari dan Cikancung.
” kami sudah intensif melakukan komunikasi dengan pemerintahan kecamatan dan Desa,” kata dia.
Juhana menambahkan, untuk mempercepat penyisiran pihaknya melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Melalui Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) khusus bidang pendidikan.
“Sudah melakukan komunikasi kerjasama dengan SLRT dinas Sosial, agar penyisiran anak tidak bersekolah segera terdata,” pungkas Juhana. (yan)