Jumlah Petani Terus Berkurang

Dia menjelaskan, program ini dilakukan dengan memberikan bimbingan, pendampingan dan pemagangan kepada mahasiswa sekolah tinggi pertanian, siswa sekolah menengah kejuruan pertanian, alumni perguruan tinggi pertanian dan generasi muda lainnya yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian modal usaha yang berkisar antara Rp 15juta – Rp 35 juta/kelompok.

“Regenerasi petani fokus untuk melahirkan petani muda sekaligus wirausahawan milenial yang memiliki kompetensi dan potensi besar untuk memajukan pertanian sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri, serta memiliki daya saing di pasar internasional,” jelasnya.

Melalui program PWMP, lanjut dia, petani muda dan calon wirausahawan pertanian tidak hanya mendapatkan pelatihan saja, namun juga diharapkan bisa meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan dengan program pelatihan yang menggunakan metode Onsite Training Model (OTM)  yang dilaksanakan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Taiwan TechnicaI Mission (TTM) yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir.

“BBPP Lembang dan TTM menginisiasi pembentukan korporasi petani bernama Bandung Vegetables Station (Bavas). Bavas menjadi sarana mengaplikasikan ilmu yang diperoleh peserta pada saat pelatihan dari hulu sampai hilir. Serta pemasaran produk sayuran dengan target pasar domestik maupun ekspor, contohnya buncis kenya dan petai yang dikirim ke Singapura. Sehingga ke depan hasil pertanian ini terus berkembang dan akhirnya bisa memberikan dampak positif bagi petani itu sendiri,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan