TASIK – Detasmen Khusus (Densus) Anti Teror 88 melakukan penggeledahan tertutup di Komplek Ruko HT Sumantri Jalan Ir H Djuanda, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, kemarin (20/7).
Informasi dihimpun penggeledahan dilakukan hampir 120 menit itu diduga ada kaitannya penangkapan terduga teroris, RS, 50, yang dibekuk di rest area KM 57 Tol Jakarta-Cikampek pada Kamis (19/7).
Aceng Kusnandar, 30, seorang warga yang bersebelahan dengan gedung yang digeledah, membenarkan jika bangunan yang kerap disewakan sebagai tempat resepsi pernikahan itu milik RS.
Dari gedung itu, polisi bersenjata lengkap mengamankan beberapa barang bukti di antaranya dokumen, empat anak panah, 30 busur panah, serta rekaman CCTV. Tak ada penjelasan resmi dari aparat Kepolisian Resor Tasikmalaya Kota yang ikut melakukan pengawalan. Penggeledahan tersebut.
Terkait adanya anak panah yang disita polisi. Menurut Aceng sepengetahuannya memang tempat itu kerap digunakan untuk latihan Pemanah Archery Dabiq. ”Kalau dengan orangnya saya enggak begitu kenal. Jarang ketemu dengan yang lain juga. Jadi memang susah ditemui, setahu saya tempat itu ada yang mengurus,” kata Aceng saat dikonfirmasi wartawan.
Dia mengaku selama ini tak menaruh curiga dengan aktivitas yang dilakukan RS. Dirinya menyebutkan terakhir bertemu dengam RS. Di akhir Ramadan lalu.
”Kalau yang datang ke sini memang kebanyakan untuk menyewa gedung. Itu kan ada balihonya. Tapi saya belum tahu dalamnya seperti apa, cuman memang sering banyak orang,” imbuhnya.
Terpisah Lurah Panyingkiran Dadang Sudrajat mengaku kecolongan dengan aktivitas warganyayang diduga mendukung pergerakan teroris. ”Jika benar, saya bisa dibilang kecolongan, untuk kejadian ini saya juga tidak tahu menahu,” ungkapnya.
Sehari sebelumnya, Densus 88 menggeledah rumah terduga teroris RS di Perumahan Mekarwangi, Jalan Moch Toha, Bandung. Kapolrestabes Bandung, Kombes Hendro Pandowo. ”Iya benar, Densus yang menggeledah. Penggeledahan selesai pukul 17.55 WIB, hasil penggeledahan tidak ditemukan barang bukti yang mengarah ke jaringan teroris,” kata Hendro.
Ditemui di tempat terpisah, Kapolsek Bojongloa Kidul, Kompol Yuni Purwanti Kusuma Dewi mengungkapkan, dirinya tidak mengetahui secara pasti apa saja yang dilakukan oleh tim Densus 88 pada saat menggeledah rumah terduga RS.