Dewi Minderan, Isur Dikutuk Sulit Jodoh

Dalam pembelajaran di kelas, Dewi sering mengalami kendala dengan penglihatan. Matanya sering silau dan seperti kelilipan. Kadang matanya sampai merah. Untuk membaca buku, dia membutuhkan jarak yang sangat dekat dengan buku bacaannya.

Begitu pula saat membaca tulisan di papan, Dewi harus dekat dengan papan tulis. ’’Para guru memaklumi kondisinya itu. Sehingga membiarkan Dewi tidak menulis di kelas, melainkan menyalin buku temannya di rumah,’’ jelas Indra.

Nasib yang sama dialami Heri Agustin, 15. Sosok albino remaja itu juga pendiam dan pemalu. Saat ini Heri duduk di bangku kelas 2 MA Miftahul Anwar Ciburuy. Dia juga menjadi satu-satunya albino di sekolah dan di rumahnya. Meski tak banyak bicara, Heri termasuk aktif dalam belajar mengaji di pesantren yang lokasinya tak jauh dari rumahnya.

’’Kadang saya tidur di pesantren,” ungkap siswa kelahiran 2 Agustus 2002 itu.

Di sekolah, Heri mengaku sering diejek teman-temannya karena kondisinya yang albino. Tapi, ia tak pernah menanggapi serius ejekan teman-teman itu. ’’Saya biarkan saja. Saya juga nggak bilang ke guru. Saya anggap angin yang berlalu. Ini kan takdir, ya jalani saja,” ungkapnya.

Pengalaman Isur Suryana lain lagi. Albino 41 tahun tersebut pernah ’’dikutuk’’ oleh teman-temannya tidak akan mendapat jodoh. ’’Saya dibilang, mana ada cewek sini yang mau dengan bule seperti kamu,’’ cerita dia.

Tapi, Isur tidak patah semangat dengan ejekan dan ’’kutukan’’ teman-temannya saat masih remaja itu. Buktinya, ketika dia dewasa, ada perempuan normal (tidak albino) yang mau menerima dirinya apa adanya. Perempuan yang kemudian menjadi istrinya itu bernama Awang. Pasangan suami istri tersebut kemudian dianugerahi dua anak normal.

’’Ini bukti nyata bahwa albino juga bisa mendapatkan jodoh yang normal. Anak-anak saya juga normal,’’ paparnya mengenang.

Menurut dr Stefani Rachel Soraya Djuanda SpKK, tingginya preferensi albino di Ciburuy bisa dipicu warga albino yang memilih untuk menetap di kampung dan menikah dengan orang yang berasal di kampung yang sama.

’’Bisa jadi warga albino di Ciburuy kawin dengan orang di kampungnya. Sehingga gen albinonya terus terbawa hingga turun-temurun di kampung itu,’’ kata dokter spesialis kulit dan kelamin di RSU Bunda Jakarta tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan