Diyakini Bertahan Hidup karena Ajaran Biksu Ekkapol

Pada 23 Juni lalu, Ekkapol kembali mengajak 12 anggota klub untuk menjelajahi Thum Luang. Mereka masuk hingga 4 kilometer. Tak diduga, hujan lebat tiba-tiba turun. Airnya membanjiri gua. Menutup lorong-lorong gua yang kontur tanahnya naik turun. Akibatnya, Ekkapol dan 12 anak asuhnya pun terjebak di dalam gua yang gelap dan dingin.

Hingga malam tak ada kabar dari Ekkapol dan anak-anak yang terjebak di dalam gua. Para orang tua pun mulai panik. Mereka menghubungi Nopparat Khantawong, sang pelatih utama, yang ternyata juga bingung karena tak bisa menghubungi Ekkapol. Namun, Nopparat akhirnya dapat informasi bahwa sang asisten pelatih bersama 12 anak asuhnya berada di dalam Thum Luang.

Keesokan harinya, Nopparat bergegas menuju Thum Luang. Namun, dia hanya menemukan sepeda dan sepatu sepak bola anak-anak di mulut gua. Perasaannya tambah panik saat melihat lorong gua yang tergenang air kecokelatan. Genangannya semakin tinggi, seiring lebatnya curah hujan.

’’Saya berteriak sekeras-kerasnya dari mulut gua, memanggil mereka. Tapi, tak ada jawaban. Saya langsung lemas. Keringat dingin membanjiri (tubuh, Red) saya,” ceritanya seperti di kutip koran-koran lokal Thailand.

Sejak itu, operasi pencarian dan penyelamatan pun dimulai. Berita terjebaknya pelatih dan anak-anak Moo Pa di Thum Luang langsung menyebar ke mana-mana.

Ribuan tim penyelamat (SAR), tentara, dan polisi bahu-membahu menjalankan strategi penyelamatan. Bahkan, jago-jago selam dari berbagai negara ikut bergabung. Namun, berbagai upaya menembus genangan air bercampur lumpur di dalam gua itu tak jua berhasil.

Hingga pada hari ke-9 (2/7), dua penyelam asal Inggris, John Volanthen dan Richard William Stanton, melakukan penyelaman di dalam gua dan berhasil menemukan 13 anggota klub Moo Pa di sekitar 4 kilometer dari mulut gua. Posisinya di dataran gua yang agak tinggi, seluas sekitar 10 meter persegi. Seluruhnya dalam keadaan hidup.

Namun, proses evakuasi 13 anggota klub Moo Pa itu tak semudah membalik telapak tangan. Berbagai skenario disiapkan. Mesin-mesin pompa raksasa didatangkan dari Bangkok untuk menyedot air.

Tapi, itu belum cukup. Sebab, hujan deras terus turun sehingga air di dalam gua tidak bisa berkurang. Bahkan, proses penyelamatan itu malah memakan korban jiwa. Seorang mantan anggota Navy Seal Thailand, Samarn Kunun, meninggal dunia karena kehabisan oksigen saat menyelam.

Tinggalkan Balasan