BANDUNG – Langkah Polri mencegah aksi teror mendapat tantangan. Setelah Densus 88 Anti Teror menangkap empat terduga teroris di Indramayu yang diduga akan melakukan aksi bom mobil Sabtu (14/7), Minggu dini hari (15/7) terjadi penerobosan Polres Indramayu oleh dua orang terduga teroris.
Informasi dihimpun, awalnya Densus 88 Anti Teror melakukan penangkapan berantai terhadap empat terduga teroris, yakni Ahmad Safii, Imam Izzudin, Kasid alias Rosyid dan Munawar alias Talim. Penangkapan dilakukan sejak pukul 08.00 hingga pukul 12.00 di beberapa lokasi berbeda di Indramayu.
Densus 88 Anti Teror melanjutkan dengan penggeledahan rumah kontrakan Ahmad Safii di Griya Cipancuh, Indramayu. Hasilnya, ada sejumlah barang bukti yang ditemukan. Diantaranya, 100 kg black powder, 50 kg potasium, kotak bahan peledak, saklar dan sebuah mobil Carry.
Kemudian terjadi aksi dua orang tidak dikenal (OTK) yang tiba-tiba menerobos masuk ke Mapolres Indramayu, Minggu (15/7) dini hari sekira pukul 02.35. Ada yang menduga penyerangan itu berkaitan dengan penangkapan empat terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 pada Sabtu (14/7).
Dikonfirmasi wartawan, Kapolres Indramayu AKBP Arif Fajarudin menyebutkan pihaknya belum bisa memastikan apakah penyerangan itu ada kaitannya dengan penangkapan empat terduga teroris tersebut. ”Saya belum sampai arah sana apa ada kaitan atau enggak,” ujar Arif saat dihubungi wartawan kemarin (15/7).
Meski tak menyebutkan secara pasti ada kaitannya namun Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto memastikan jika pelempar bom panci ke Mako Polres Indramayu merupakan jaringan teroris JAD (Jamaah Anshorut Daulah) Indramayu.
”Kedua pelaku ternyata pasangan suami istri dan keduanya sudah ditangkap. Dari mereka, kami sita bom panci yang berdaya ledak rendah dan berisi bahan pembuat petasan,” ucap Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Agung Budi Maryoto, di Mapolres Indramayu, kemarin (15/7).
Dia menyebutkan kedua pelaku saat ini masih diperiksa tim densus 88 untuk mendalami motif. Sementara dia juga mengayakan bom panci yang dilempar itupun merupakan bom berdaya ledak rendah (low explosive). Bom panci itu berbahan mesiu dan potasium.
”Ini sebenarnya seperti petasan. Low Eksplosive,” kata Agung.