SOREANG – Permasalahan sampah bagi Kabupaten Bandung sampai saat ini belum terselesaikan. Sebab dari luas wilayah Kabupaten Bandung ternyata masih banyak wilayah yang tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Sehingga, banyak sampah-sampah yang dibuah begitu saja di pinggir jalan.
Bupati Bandung Dadang M. Naser mengatakan, solusi penanganan sampah sebetulnya memiliki dua metode yaitu jangka panjang dan jangka pendek.
Menurutnya, untuk Jangka panjang dibutuhkan perubahan kultur pada warga agar tidak membuang sampah pada sembarang tempat. Bahkan, sebelum dibuang seharusnya dipilih dulu.
’’ Ini dibutuhkan gerakan masiv dari semua pihak, melalui partisipasi dan kesadaran bersama, khususnya masyarakat sebagai sumber solusi terbesarnya,’’jelas Dadang ektika ditemui kemarin. (2/7)
Untuk jangka pendek sebetulnya pemerintah sudah banyak menggulirkan program untuk menangani masalah sampah, tapi kalau kurang di dukung masyarakatnya pasti tidak akan berdampak banyak.
Dia mencontohkan, setelah libur Idul fitri banyak timbunan sampah dilahan-lahan yang dijadikan TPSS liar. Sehingga, keberadaan sampah ini sampai menggangu pengguna jalan.
Selain itu, untuk melakukan pengangkutan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyatakan siap. Namun, sampah tersebut harus sudah dikarungi dan terpilah.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat, aparat wilayah dan semua pihak agar mau bekerjasama. Secara masif dan inisiatif mau mengelola sampah berbasis masyarakat sejak dari rumah.
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Bandung Asep Kusumah mengatakan, pihaknya sudah berupaya serius dalam menyelesaikan persoalan sampah.
Dia menyebutkan, saat ini DLH Kabupaten Bandung hanya memiliki 90 unit armada dengan 105 petugas kebersihan. Setiap harinya seluruh armada dan petugas kebesihan dikerahkan untuk menyisir sampah yang berada di 15 titik TPS liar.
Selama ini, lanjut dia DLH punya 4 UPT Kebersihan yang melakukan pengangkutan terjadwal. Beberapa hari ke belakang di beberapa titik TPS liar, timbulan sampah kembali menumpuk. Contohnya di Beleendah, Dayeuhkolot, Pameungpeuk, Ciherang, Soreang, Rancaekek dan Sayati.
’’Kabupaten Bandung tidak punya TPA (Tempat Pembuangan Akhir), maka saat pengangkutan, kita langsung kirim ke TPA Sarimukti di KBB,” kata Asep Kusumah.
Asep menilai, bila satu orang menghasilkan 2,4 liter sampah setiap harinya. Jika dikalikan jumlah penduduk Kabupaten Bandung yang mencapai 3,6 juta jiwa, maka dihasilkan 9 juta liter sampah perhari.