KERANGKA strategis pendidikan abad 21 adalah pendidikan karakter, bagaimana seorang pendidik dapat mengasah beragam keterampilan siswanya.
Hal sederhana bagaimana menumbuhkan kecintaan anak terhadap lingkungan disekitarnya, bagaimana mereka peduli terhadap kebersihan lingkungan dimanapun mereka berada.
Tak jarang kita jumpai disekolah, pada jam istirahat atau menunggu guru masuk kelas, anak asik bermain gadget, tanpa disadari didekatnya ada sampah bekas makanan, dan mereka enggan untuk mengambilnya atau pura-pura tidak melihatnya, ini salah satu tantangan bagi pendidik zaman sekarang terutama di masyarakat perkotaan.
Pada umumnya, sampah banyak dijumpai di banyak tempat, termasuk di lingkungan rumah, bahkan di sekolah sekalipun. Keberadaan sampah seringkali menimbulkan masalah. Tak hanya menimbulkan bau menyengat di sekitar lingkungan, sampah yang menumpuk bahkan bisa menjadi penyebab banjir. Di perkotaan, situasi seperti ini jamak dijumpai.
Meski dianggap sebagai biang keladi masalah, keberadaan sampah bisa juga bermanfaat. Syarat agar bisa bermanfaat, sampah tersebut harus tepat pengelolannya. Inilah yang perlu disosialisasikan kepada generasi muda jaman sekarang. Mengapa khusus bagi generasi muda? karena merekalah yang kelak akan menjadi pemimpin bangsa ini dan bisa menularkan pengetahuan soal sampah ini kepada khayalak banyak.
Ada dua jenis sampah yang banyak dijumpai di lingkungan sekolah, yaitu sampah basah dan sampah plastik. Untuk sampah basah yang dikenal dengan sebutan sampah organik, biasanya berasal dari sisa-sisa makanan yang tak habis dikonsumsi. Sampah organik bisa juga berwujud dalam bentuk daun-daun kering. Sementara sampah plastik dikenal dengan istilah sampah anorganik. Wujudnya biasanya plastik kemasan makanan ringan dan botol-botol bekas minuman.
Untuk menanggulangi masalah sampah di sekolah, ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Awalnya, mengubah pola pikir bahwa sampah ternyata bisa bermanfaat. Caranya, biasakan peserta didik untuk memilah sampah terlebih dahulu sebelum membuangnya. Sediakan minimal dua jenis tempat sampah di setiap kelas serta bedakan warnanya. Kenalkan prinsip 3R, yaitu Reuse, Reduce, dan Recycle. Setelah itu, buatlah kader yang anggotanya adalah peserta didik itu sendiri. Tugas mereka melakukan pemilahan dan pengelolaan sampah tersebut.