Bertanding dengan Adil, Bukan Bertempur

Nah, kontestasi pilgub Jawa Barat rupanya mensyaratkan kondisi serupa. Semua partai menurut Kang Emil memiliki tradisi, prosedur, dan ekspektasi yang berbeda-beda. Ketika Kang Emil tidak lagi diusung oleh Partai Gerindra, ini karena  partai yang dipimpin oleh Letjen Purn. Prabowo Soebianto ini, mensyaratkan dirinya untuk menjadi kader. Di sisi lain, Kang Emil masih terus berupaya, agar ia masih dapat berkompetisi dalam pilgub dalam formasi masih memungkinkan seorang calon pemimpin bertanding dalam kompetisi pilgub tanpa harus menjadi jadi kader.

Beruntung Kang Emil memiliki sikap yang optimis. Berbekal semangat; “Semua akan indah pada waktunya”, meski dibalut beragam drama, karena sempat didukung partai Golkar yang kemudian mencabut lagi dukungannya, diisukan akan didukung oleh PDIP, namun dukungan tersebut tidak terwujud di menit-menit terakhir, alhamdulillah keempat partai pengusung tetap istiqomah mengusung Kang Emil dan Kang Uu dari Tasikmalaya, sehingga dengan 24 kursi yang dimiliki Nasdem, PPP, PKB, dan Hanura, pasangan RINDU siapa untuk masuk tahap selanjutnya, di ajang pilgub Jabar tahun 2018 ini.

Kang Emil berharap, pilgub jabar 2018 ini menjadi sarana pendidikan politik bagi rakyat Jawa Barat dan Indonesia. “Kami ingin proses demokrasi di Jawa Barat menyuguhkan tentang gagasan. Menyuguhkan para pemimpin dipilih karena visi dan misinya yang masuk akal. Pemimpin yang dipilih karena memberi jalan keluar yang paling cepat, bukan politik berdasarkan identitas atau sara yang tidak sehat, sehingga dengan empat pasangan calon yang ada, warga Jawa Barat dapat memilih dengan rasional,”  tegas Ridwan Kamil.

Oleh karena itu, Kang Emil mengajak kepada kita semua untuk menjadikan kompetisi pilgub jabar 2018, sebagai pertandingan. Dengan begitu, karena pertandingan memang kita harus mengalahkan lawan, tapi upaya mengalahkan lawan dilakukan dengan cara-cara sportif dan elegan. Setelah usai pertandingan, tentu akan muncul pemenang, namun kita kembali bersalaman, saling memuji dan memberi penghormatan.

Beda jika kita menganggap pilgub Jabar adalah sebuah ladang pertempuran, dimana para peserta, bertempur untuk saling mengalahkan. Pertempuran juga akan menghasilkan pemenang. Namun itu semua dicapai dengan cara yang berdarah-darah.

Tinggalkan Balasan