Guru Disrupsi: Sebuah Pergeseran Peran

Bukankah di area aktivitas lain masyarakat saat ini sudah tidak asing lagi dengan mun­culnya inovasi aplikasi tekno­logi seperti Uber, GoJek, Gofood dan online shopping seperti Bukalapak, Tokopedia, Bli-bli dll yang keberadaannya mengancam para incumbent dan pemilik status quo di bidangnya masing-masing. Itulah gam­baran singkat era disrupsi.

Berkaca pada keadaan era disrupsi maka tidak diragukan lagi, disrupsi akan juga mendo­rong terjadinya digitalisasi sistem pendidikan. Munculnya ino­vasi aplikasi teknologi seperti digambarkan di atas akan meng­inspirasi lahirnya aplikasi sejenis di bidang pendidikan.

”Pendidikan adalah jalan panjang sebuah bangsa untuk menjawab tantangan-tantan­gan yang ada dalam membangun martabat bangsa ini,” demikian bunyi pernyataan Presiden Joko Widodo dalam suatu kesempatan.

Garda terdepan pelaksana pendidikan setelah orangtua tetaplah guru. Oleh karena itu rangkaian perubahan yang dia­lami oleh sebuah bangsa tidak akan bisa menghilangkan peran guru sebagai actor utama pen­didikan. Guru disrupsi adalah guru yang telah merevolusi pe­ran, tugas dan tanggungjawab­nya menyesuaikan diri dengan suasana era disrupsi yang saat ini tengah terjadi.

Mengingat di era disrupsi kegiatan belajar-mengajar akan berubah total di mana ruang kelas mengalami evolusi dengan pola pembelajaran digital yang memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih krea­tif, partisipatif, beragam, dan menyeluruh maka peran-peran guru sebagai pengajar, sumber belajar, demonstrator dan pe­latih harus bergeser.

Perlunya pergeseran peran guru dimaksud adalah untuk menjawab perubahan ekspo­nensional era disrupsi seba­gaimana dikonsepkan antara lain melalui MOOC dan AI. MOOC (Massive Open Online Course) adalah inovasi pem­belajaran daring yang dirancang terbuka, dapat saling berbagi dan saling terhubung atau ber­jejaring satu sama lain.

Prinsip ini menandai dimulai­nya demokratisasi pengetahuan yang menciptakan kesempatan bagi kita untuk memanfaatkan dunia teknologi dengan produk­tif. Sedangkan AI (Artificial Intel­ligence) adalah mesin kecerda­san buatan yang dirancang untuk melakukan pekerjaan yang spesifik dalam membantu kese­harian manusia.

Di bidang pendidikan, AI akan membantu pembelaja­ran yang bersifat individual. Sebab, AI mampu melakukan pencarian informasi yang diinginkan sekaligus menya­jikannya dengan cepat, aku­rat, dan interaktif. Baik MOOC maupun AI akan mengacak-acak metode pendidikan lama. (Muhammad Nur Rizal, 2017).

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan