Calon Wakil Gubernur Jawa Barat Ahmad Syaikhu mengatakan, mengingat acara Debat Publik ditonton oleh masyarakat Jabar dan Indonesia serta dunia. Maka diharapkan kesalahan-kesalahan atau kesalahpahaman tidak terjadi lagi. Dan apapun yang diekspresikan oleh masing-masing pasangan calon tidak disalah tafsirkan.
”Dan, misalkan apabila paslon mulai diluar tema atau konteks maka sebaiknya moderator segera menghentikan tindakan tersebut. Tidak seperti debat kemarin (ke-2) yang tidak ada aturan spesifik makanya keluar ekspresi bermacam-macam dari setiap pasangan calon,” katanya.
Sementara itu, Anggota Tim Pemenangan pasangan calon nomor urut empat, Kusnadi mengeluhkan acara Debat Publik ke-2 sangat tidak nyaman baik tempat maupun mekanisme debat itu sendiri.
”Dan dari dukungan tempat sangat tidak kondusif karena banyak relawan atau pendukung yang tidak bisa masuk ke dalam. Maka dari itu, sebaiknya lokasi debat nanti bisa mencari tempat yang lebih baik dari sebelumnya,” katanya.
Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengakuai sangat mengapresiasi atas adanya penandatangan kesepakatan bersama untuk tetap menjaga kondusivitas masa kampanye termasuk pada acara debat publik nanti.
”Tetapi, yang paling penting sebenarnya bukan tandatangan itu sendiri tetapi komitmennya di lapangan nanti untuk mewujudkannya nanti,” katanya.
Sebab, sekalipun sudah sama-sama ditandatangani tetapi tidak komitmen pada pelaksanaannya maka akan percuma saja. Maka dari itu, pihaknya sangat berharap dengan ada MoU seluruh pasangan calon akan komitmen terhadap MoU, termasuk dirinya.
”Dan MoU ini harus disosialisasikan ke kader arus bawah. Karena di bawah justru lebih panas dibandingkan kader arus atasnya. Hal ini penting dilakukan agar baik kader arus atas (pasangan calon dan lainnya) maupun kader arus bawah (tingkat ranting) bisa satu pemahaman dalam menjaga kondisi aman dan kondusif di sisa masa kampanye ini,” tutupnya. (mg2/ign)