Atletico Madrid berhasil meraih gelar ketiganya di pentas Liga Europa. Pada final tahun ini, Atletico menang dengan skor meyakinkan 3-0 atas Olympique Marseille di Parc Olympique Lyonnais, Kamis (17/5) dini hari WIB.
Dalam final kali ini, Atletico memang tampil lebih dominan. Padahal, mereka tak ditemani pelatih kepala, Diego Simeone, yang harus menonton dari tribune stadion akibat skorsing.
Tekanan Atletico pula yang memaksa pemain Marseille melakukan blunder. Umpan pendek kiper Steve Mandanda gagal dikontrol dengan baik oleh Andre Anguissa. Bola yang direbut Gabi langsung disodorkan ke Antoine Griezmann.
Atletico Madrid, Olympique Marseille, Liga Europa, Europa League,
Marseille kembali merasakan kekalahan di partai final setelah 1982-1983, 1998-1999 dan 2003-2004 (Twitter @EuropaLeague)
Berlari bebas tanpa kawalan ke arah gawang, Griezmann dengan mudah menceploskan bola ke gawang Mandanda. Gol pada menit ke-21 itu ternyata menjadi satu-satunya yang tercipta pada babak pertama.
Namun selepas jeda, Atletico kembali menyengat. Empat menit memasuki babak kedua, Griezmann mencatat gol keduanya usai mengkonversi umpan matang Koke dengan melambungkan guna mengecoh Mandanda. Griezmann menjadi pemain pertama Prancis yang mencetak brace di final Liga Europa atau Liga Champions.
Ketinggalan tiga gol membuat Marseille seakin frustrasi. Ditambah lagi, sejak babak pertama, kapten sekaligus playmaker andalan mereka, Dimitri Payet, harus digantikan Maxime Lopez akibat cedera.
Alih-alih memperkecil ketinggalan, Marseille akhirnya harus kebobolan gol ketiga pada pengujung babak kedua. Gabi yang berdiri bebas di area penalti, menyambar bola umpan Koke dengan sepakan kaki kanan yang menghujam ke pojok gawang Marseille.
Atletico mengunci kemenangan 3-0 hingga wasit Bjoern Kuipers asal Belanda meniup peluit akhir pertandingan. Bagi Atletico, ini gelar ketiga di Liga Europa setelah 2009-2010 dan 2011-2012.
Atletico menyamai torehan Liverpool, Juventus, dan Inter Milan, yang mengoleksi tiga gelar Liga Europa (Piala UEFA). Hanya Sevilla yang mengoleksi lebih banyak, yakni 5 gelar.
Sementara bagi Marseille, ini jadi kegagalan keempat di final (yang sebelumnya bernama Piala UEFA) setelah 1982-1983, 1998-1999 dan 2003-2004. Mereka bersama Benfica, menjadi tim yang paling sering kalah di final dua kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa.(ira/JPC)