Pertanyaan kemudian, apakah jalinan kerjasama antar sekolah beda negara itu perlu? Dalam era globalisasi saat ini tentunya kita tidak bisa hidup masing-masing, setiap negara berlomba untuk mampu berbicara dalam kancah internasional. Terlebih di internet, batas teritorial sebuah negara nyaris tidak ada. Semua dapat untuk saling berkomunikasi satu sama lain, tidak terhalang oleh batas jarak wilayah. Prestasi yang diraih oleh sebuah negara tetangga harus mampu diadopsi untuk dapat diikuti, dan tentunya kita harus mampu menciptakan kualitas pendidikan yang baik dengan cara mencontoh negara-negara yang sudah maju terutama dalam dunia pendidikan.
Jalinan kerjasama bisa dimulai dengan negara paling dekat dengan negara Indonesia, contohnya Malaysia. Berkaca pada sejarah, dahulu Indonesia adalah tempat menimba ilmu dari warga Malaysia terutama dalam pendidikannya. Bahkan menurut sebagian informasi, negara tersebut sampai mengimpor tenaga pendidik dari Indonesia untuk mengajar di sana. Saat ini, Malaysia menjadi negara yang pendidikannya ternyata lebih unggul dari Indonesia dalam beberapa bidang. Melihat hal tersebut, ternyata kerjasama hubungan internasional antar dua negara Indonesia-Malaysia dalam pendidikan sudah terjadi sejak dulu. Saat ini, kerjasama pendidikan dapat terjalin pula dengan adanya program-program yang sudah mulai dirintis oleh beberapa sekolah di Indonesia seperti pertukaran pelajar, homestay ataupun perjanjian kerjasama yang lainnya.
Era media sosial mempermudah dalam hal komunikasi dua lembaga yang berbeda negara. Saling tukar informasi antar dua lembaga bahkan akan cepat tersampaikan. Bahkan kegiatan kunjungan pun akan sangat mudah sekali dilakukan, yaitu hanya dengan mengirimkan informasi melalui internet melewati media sosial ataupun website. Selanjutnya segala macam bentuk koordinasi pun akan dengan mudah di lakukan lewat media sosial ini.
Sering ada banyak pertanyaan bahwa untuk melakukan kunjungan keluar negeri itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dan kita seharusnya tidak terpaku dengan permasalahan ini. Bisa jadi jalinan kerjasama yang dilakukan bisa cukup dengan mendatangkan dari sekolah luar negeri terlebih dahulu. Sambil, sekolah mempersiapkan strategi apa kiranya yang bisa dilakukan untuk mengadakan pembiayaan dalam kunjungan balasan misalnya. Tidak menutup kemungkinan dengan melakukan komunikasi dengan orang tua, diharapkan permasalahan pembiayaan bisa tertangani.