Khusus senjata api, Setyo menyebutkan bahwa para terduga teroris tersebut membawa dua revolver dengan delapan peluru. Selain itu, mereka juga membekali diri dengan senjata berbentuk panah yang sudah dibuat sedemikian rupa. ”Kalau ditembakan bisa meledak,” kata dia.
Semua senjata itu rencananya akan digunakan dalam serangan yang sudah direncanakan oleh para terduga teroris. ”Dengan cara hit and run,” tambahnya.
Pasca baku tembak dengan empat terduga teroris di Cianjur, Densus 88 Antiteror kembali bergerak. Mereka mengamankan dua orang terduga teroris. Yakni G dan M. G ditangkap di Sukabumi, sedangkan M di Bekasi. Keduanya masih diperiksa. Pengejaran terhadap sejumlah terduga teroris lain masih terus dilakukan.
Langkah itu diambil lantaran Polri mendeteksi sejumlah sel tidur teroris yang mulai bangkit. Namun demikian, Setyo belum bisa menyampaikan secara detail. ”Saya tidak sampaikan dulu karena akan mengganggu operasi berikutnya,” ujarnya. Yang pasti, mereka bergerak bersama-sama. Dari mana dan ke mana saja mereka bergerak? Dia belum bisa menyampaikan informasi tersebut.
Tapi, Setyo mengimbau masyarakat tidak terlalu khawatir. Apalagi sampai takut melakukan aktivitas. Selama terus waspada, insiden yang tidak diinginkan dapat dicegah. ”Segera lapor kalau ada yang mencurigakan,” pintanya. Dia pun menyampaikan bahwa saat ini, Polri sudah meningkatkan kewaspadaan. Itu dilakukan sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Termasuk di antaranya peningkatkan keamanan masyarakat.
Setyo juga berharap besar rentetan aksi terorisme beberapa hari belakangan mendorong DPR segera menuntaskan RUU Terorisme. Sebab, aturan yang berlaku saat ini tidak memberi Polri ruang untuk bergerak lebih awal dalam memerangi teroris. ”UU kita saat ini sifatnya responsif,” ujarnya. ”Yang penting payung hukum bisa represif ke preventif,” tambahnya.
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto membenarkan jika dugaan sementara para teroris itu kantor kepolisian yang ada di Jawa Barat dan Jakarta
Lebih lanjut dia menyebutkan, pelaku berencana menyerang markas polisi di sejumlah daerah di jawa Barat, mulai dari Sukabumi hingga Bandung. Bahkan mereka mengistilahkan markas kepolisian dengan sebutan ‘thogut’.