Daya Beli Masyarakat Cimahi Masih Rendah

CIMAHI – Meski untuk Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Cimahi menempati peringkat ke empat dari 27 Kabupaten/ Kota di Jawa Barat. Namun untuk daya beli masyarakat Cimahi masih tertinggal dari Kota Kabupaten lain. Sehingga untuk meningkatkan ranking tersebut, harus ada upaya dari pemerintah dalam meningkatan pendapatan masyrakat.

Kepala Badan Pusat Statistik Kota Cimahi, Erwan Syahriza mengatakan, rendahnya daya beli masyarakat Cimahi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan yang masih di bawah kabupaten kota lain. Sehingga, untuk peningkatannya (daya beli) diperlukan upaya dan dorongan dari pihak pemerintah.

“Tentunya Pemerintah harus mampu meningkatkan atau menaikan pendapatan masyarakat Cimahi kalau memang benar ingin meningkatkan daya beli masyarakat yang masih terbilang lemah,” katanya saat dihubungi kemarin (7/5).

Dia menilai, daya beli masyarakat merupakan bagian komponen ketiga setelah pendidikan dan kesehatan dalam konten IPM. Sehingga meski tingkat pendidikan dan kesehatan Cimahi di atas rata rata Provinsi Jawa Barat. Namun, tetap akan berpengaruh pada garis kemiskinan masyarakat kotanya.

“IPM Kota Cimahi mencapai 76,69 lebih tinggi dari IPM Jawa Barat yang mencapai 70,05. Cimahi menempati ranking ke empat setelah Kota Bandung, Kota Bekasi dan Kota Depok,” ujarnya.

Erwan menjelaskan, untuk mengukur garis kemiskinan disetiap kota, dapat dilihat dari angka pendapatan ideal masyarakat perbulan dalam menutupi kebutuhan. Selain itu garis kemiskinan ini dapat dilihat juga dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) dengan melihat kemapuan daya beli kebutuhan dasar kalori yang berjumalah 2.200 kal dari kebutuhan makanan sehari hari.

“Idealnya standar kehidupan layak perkapita di Kota Cimahi adalah sebesar Rp 347.000 perkapita perbulan. Sehingga dibawah itu bisa disebut miskin,” jelasnya.

Terpisah Wali Kota Cimahi Ajay Muhamad Priatna mengaku, pihak pemerintah siap mendorong peningkatan daya beli masyarakat tersebut melalui program pengerakan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Salah satunya, membuat program sinergi dengan UMKM.

” Kita glorakan peningkatan UMKM di Cimahi,” kata Ajay.

Salah satu yang menjadi kendala untuk UMKM di Cimahi saat ini adalah dari segi modal dan pemasaran. Padahal kedua hal itu sangat penting bagi pelaku UMKM. Untuk itu Ajay akan membantu mengupayakan kedua hal tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan