CIMAHI – Pemerintah Kota Cimahi, mulai laksanakan program rehabilitasi Rumah Layak Tidak Huni (Rutilahu). Mulainya pelaksanaan rehabilitasi ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wali Kota Cimahi Ajay M. Priatna, di RW 10 Kampung Adat Cireundeu, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi.
Ajay menyebutkan, ada sekitar 10 rumah di RW 10 yang mendapat bantuan untuk direhab melalui program rutilahu. Sedangkan, untuk keseluruhan ada sekitar 1.490 rumah yang akan diperbaiki.
Menurut Ajay, Pemerimtah Kota Cimahi menargetkan sebanyak 1.490 rumah tersebut bisa beres direhabilitasi sepanjang tahun 2018 ini. Namun, untuk APBD dari kota Cimahi sendiri ada sebanyak 335 rumah akan mendapat bantuan rehab dengan Anggaran 2018. Sementara 750 rumah berasal dari bantuan APBD Provinsi Jawa Barat dan 405 rumah bersumber dari bantuan pemerintah pusat.
“Bantuan per rumah khusus dari APBD Kota Cimahi mencapai Rp 16 juta. Rp 10 juta untuk material dan Rp 6 juta untuk biaya jasa tukang yang akan diambil dari masyarakat sekitar. Sedangkan yang berasal dari bantuan mencapai Rp 15 juta per Rutilahu,” jelas Ajay ketika ditemui usai opeletakan batu pertama keamrin (27/4)
Ajay mengaku, program rehabilitasi Rutilahu, sudah tepat sasaran karena sudah sampai kepada masyarakat yang berhak menerimanya dengan berbagai persyaratan.
“Syarat untuk menerima bantuan adalah
kepemilikan tanah sah, kondisi ekonomi pemilik memang kurang mampu dan belum pernah mendapat bantuan serupa serta memiliki KTP/KK Cimahi,” jelasnya.
Dengan Program Rutilahu, Ajay berharap taraf kesejahteraan ekonomi masyarakat semakin meningkat. Salah satu caranya ialah dengan mengurangi rumah layak tidak huni menjadi layak huni.
“Semoga semakin sedikit warga yang mendapatkan Rutilahu dikarekana taraf ekonominya meningkat,” ucapnya.
Sementara itu, Esih, 50, salah seorang warga Kampung Adat Cireundeu RT 05 RW10 yang menerima bantuan mengaku sangat senang dengan bantuan tersebut. Pasalnya, rumah miliknya yang sudah sekitar 10 tahun rusak kini akhirnya diperbaiki.
“Iya seneng dapat bantuan. Terima kasih buat pemerintah dan juga Pak Wali,” katanya.
Esih menuturkan, kerusakan rumahnya sudah berlangsung lama. Namun, ia dan ketiga anaknya terpaksa tinggal di rumah tersebut dikarenakan tidak memiliki biaya untuk memperbaikinya. Terlebih lagi setelah suaminya meninggal dan ketiga anaknya belum memiliki pekerjaan.