BANDUNG – Kesadaran masyarakat Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum mulai berubah seiring dengan program Citarum Harum yang digalakkan Presiden Jokowi secara langsung.
Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) III Siliwangi, Kolonel Arh. D. Ariyanto menjelaskan, sebagian masyarakat di sekitar sungai terpanjang di Jawa Barat itu kini sudah mengubah pola hidup mereka demi merawat lingkungan tempat tinggal mereka.
Menurutnya, di bagian hulu Citarum masyarakatnya sudah mulai mengubah pola bertani. Mereka, tidak lagi hanya mengedepankan aspek ekonomi hasil pertanian, tetapi juga ekologi.
“Permasalahan di hulu itu kan hutan gundul dan masyarakat kebanyakan kerja jadi buruh tani perkebunan kentang. Sekarang mereka sudah mulai sadar bahwa hal itu akan merugikan,” ujar kemarin (25/4).
Menurut data Balai Besar Sungai Citarum tahun 2016, lahan kritis Sungai Citarum sudah mencapai 26.022 hektare (20 persen) dan terjadi erosi sebesar 592.11 ton per hektare per tahun.
Selain itu, para petani kini menanam buah-buahan, kopi dan tanaman berbatang keras lainnya. Bahkan, keinginan mengubah komoditas pertanian ini juga difasilitasi oleh Satgas dengan menyediakan bibit.
“Kita akomodir mereka pengennya tanam apa, misalnya buah-buahan kita wadahin juga,” kata Desi.
Dia menyadari, perubahan komoditas pertanian ini tidak akan langsung berdampak bagi lingkungan sekitar Citarum. Tapi, ke depannya mereka sudah mandiri dalam bertani.
Disinggung mengenai permasalahan l limbah, masyarakat sekitar Citarum juga sudah diedukasi sehingga tumbuh kesadaran untuk tidak membuangnya sembarangan.
Hal ini sangat penting mengingat akhir 2017, Tim Survei Kodam III Siliwangi mencatat sebanyak 20.462 ton sampah organik dan anorganik dibuang ke Sungai Citarum. Tinja manusia 35,5 ton per hari dan kotoran ternak 56 ton per hari.
Untuk limbah sampah, kata Desi, Satgas Citarum menyediakan tempat pembuangan sampah (TPS) sementara di dekat permukiman warga.
“Jadi kenapa banyak sampah di Citarum ? Ternyata mereka bingung mau dibuang kemana. Tempat sampah penuh. Ini yang dibetulkan Satgas Citarum,’’ paparnya.
Untuk pengelolaan sampah sementara, Satgas Citarum memberikan kepercayaan Babinkamtibnas dan Babinsa setempat menjadi penanggungjawab bank sampah.
“Bahkan Babinsa, Babinkamtibnas jadi direktur bank sampah,” terangnya.