CIMAHI – Wakil Wali Kota Cimahi, Ngatiyana mengakui, selama ini pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi selalu kecolongan oleh pabrik yang membuang limbahnya tanpa proses Instalasi Pembuangan Air Limbah (IPAL).
Menurut Ngatiyana, saat ini pihaknya akan melakukan pemantauan dan turun ke lapangan. Sebab, diakui selama ini memang masih ada pabrik yang membuang limbahnya ke sungai secara langsung. Padahal aliran sungai dari Kota Cimahi sendiri bermuara di Sungai Citarum.
“Artinya, pabrik di Cimahi juga menjadi salah satu penyumbang tercemarnya Citarum. Ini berakibat terhadap sungai itu, sehingga sangat riskan apabila dikonsumsi masyarakat. Akan berdampak pada kesehatan,” ujarnya, di Kantor BKIPM Jalan Ciawitali, Kota Cimahi, kemarin (9/4).
Sementara terkait pabrik-pabrik yang membuang limbah tanpa IPAL, Pemkot sudah memberikan tekanan kepada pabrik agar membuat dan memfungsikan IPAL. Bahkan, Ngatiyana mengatakan, Wali Kota Cimahi Ajay M. Priatna pun sudah menyampaikan kepada Asosiasi Perusahaan Indonesia (Apindo) Kota Cimahi agar pabrik segera merealisasikan pemanfaatan IPAL.
“Mudah-mudahan realisasinya secara cepat. Industri allhamdulilah punya itikad baik untuk membuat IPAL,” ucapnya.
Dia menuturkan, pihaknya selalu melakukan pemantauan apakah intruksi pembuatan IPAL itu dilaksanakan oleh pabrik atau tidak. Apabila pabrik masih tidak mengindahkannya, maka pihaknya akan memberikan sanksi. Namun, demikian, tindakan sanksi itu harus melalui mekanismi peringatan 1, 2 dan 3.
“Tentunya harus ada izin dari pak Wali Kota. Kita selalu cek perkembangannya, bagaimana janji mereka untuk membuat IPAL ini,” tandasnya.
Terpisah, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Cimahi Achmad Gunawan mengatakan, munculnya masalah sosial di masyarakat yang diakibatkan oleh limbah industri pemicunya adalah, pihak pengelola pabrik yang enggan terbuka baik dengan masyarakat maupun pemerintah setempat.
“Ketidakterbukaan pihak pabrik ini, cukup menyulitkan pemerintah dalam pemantauan pengelolaan limbah. Bahkan mereka tiba-tiba saja membuang limbahnya tanpa mempedulikan lingkungan sekitar,” ungkap Agun.
Dia melanjutkan, adanya Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) di Cimahi tidak ada pengaruhnya. Mereka hanya memikirkan profit tanpa mempedulikan lingkungan sekitar.
“Bagi pengelola maupun pemilik pabrik, kalau masih betah di Cimahi harus patuhi aturan pemerintah,” tegasnya.