Kandidat Pilgub Jabar Saling Lempar Kesalahan

Bandung – Proses demokrasi dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jawa Barat 2018 kian memanas dengan adanya perseteruan antara Calon Gubernur (Cagub) Ridwan Kamil (Emil) dan Deddy Mizwar (Demiz). Kedua Cagub tersebut saling melempar kesalahan terkait bencana banjir yang melanda Kota Bandung beberapa waktu lalu.

Analis Politik dan Kebijakan Publik Universitas Ahmad Yani (Unjani), Wawan Gunawan menilai, perseteruan tersebut tidak sepatutnya diumbar kepada publik. Sebab, dirinya menilai jika para pemimpin saling tuding di hadapan masyarakat, maka akan memperlihatkan kelemahan masing-masing.

Menurutnya, pemerintah Kota Bandung adalah pihak yang seharusnya bertanggungjawab menyikapi bencana tersebut karena terjadi di Kota Bandung. Selain itu, kedua pemimpin tersebut juga baiknya memberi solusi daripada berseteru mempersoalkan siapa yang salah karena masing-masing bertanggung jawab.

”Kalau itu jalan provinsi ya provinsi yang bertanggungjawab, tapi kalau itu jalan provinsi dan kebetulan ada di wilayah Kota Bandung, ya pemerintah Kota bandung juga harus bertanggungjawab,” kata Wagoen -sapaan Wawan Gunawan- kepada Jabar Ekspres, kemarin (27/3).

Sementara terkait tudingan Demiz yang menilai program pembangunan tol air tidak efektif, Wagoen mengatakan, program tersebut bukan tidak efektif melainkan belum efektif. Sebab, Emil sudah berusaha membuat terobosan untuk menangani banjir. Tapi akan dirasa percuma jika di hilir dibangun tol air, sementara di hulu atau gunung masih terjadi penebangan hutan untuk pembangunan.

”Kalau malam harusnya kita melihat gunung itu gelap gulita karena banyak pepohonan. Sekarang coba lihat ke Gunung Manglayang, caang we nu aya,” kata dia.

Dirinya menyebutkan, jika Emil membuat sebuah terobosan seharusnya diberi apresiasi, tapi kalau belum maksimal mungkin dikarenakan ada keterbatasan anggaran dan permasalahan lain yang menghambat proses. Di sisi lain, Demiz juga jangan dianggap menyudutkan Emil dan harus dilihat sebagai kritik yang diterima dengan lapang dada.

”Justru yang saya tidak habis pikir mengapa orang sekaliber Demiz dan Emil melakukan silang sengketa di depan publik,” ungkapnya.

Disinggung mengenai adanya upaya menarik simpati dari kedua kandidat, Wagoen menilai hal tersebut bisa saja dilakukan. Pasalnya, kedua kandidat sedang mencoba membangun image agar semakin banyak orang yang simpati. Namun, tentunya upaya menarik simpati harus dilakukan melalui konsep perencanaan pembangunan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan