Bandung – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar membeberkan, tingkat partisipasi pemilih perempuan masih rendah di bawah pemilih laki-laki yaitu hanya 30 persen atau sekitar 16.582 orang. Penyumbang terbanyak berasala dari ibu rumah tangga (IRT).
”Tingkat partisipasi Pemilu sebelumnya masih rendah. Pemilih perempuan lebih pasif,” tutur Komisioner KPUD Jabar Bidang SDM dan Partisipasi Masyarakat Nina Yuningsih kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.
Nina memaparkan, dari data Pemilu sebelumnya, angka partisipasi rata-rata secara umum masih di angka 70 persen. Kota Depok menjadi daerah terendah tingkat partisipasinya masih di angka 50 sampai 60 persen.
”Tapi ada juga daerah yang tertinggi angka partisipasinya (secara umum) yaitu ada di Pangandaran sampai 80 persen. Tapi, daerah lain kebanyakan masih diangka 60 sampai 70 persen. Kami rata-ratakan untuk seluruh daerah di Jabar angka partisipasinya di angka 70 persen saja,” jelasnya.
Apabila dikerucutkan kembali, terang dia, dari data di atas menunjukkan angka partipasi pemilih di kalangan pemilih perempuan masih rendah sekitar 30 persen. Angka tersebut, kata dia, akan terus ditingkatkan dengan cara mendongkrak dari sosialisasi.
Faktor pendorong rendahnya angka partisipasi tersebut, kata dia, disebabkan karena akses informasi yang rendah. ”Pemilih perempuan dinilai kurang agresif untuk mencari informasi mengenai Pemilu. Tapi, pemilih perempuan dari kalangan milineal masih lebih baik,” tegasnya.
Sementara itu, Nina menambahkan, proses coklit tahap 3 masih dilakukan dan proses pemuktahiran data pemilih masih juga dilaksanakan dan terus dikebut. Sehingga saat ini Daftar Pemilih Tetap (DPT) masih belum ditentukan. Maka, saat ini yang menjadi rujukan sementara adalah DP4 yaitu Daftar Penduduk Pemilih Potensial Pemilu. Sejauh ini dari data DP4 tersebut pemilih perempuan masih di kisaran 51 persen dari jumlah total 32,5 juta pemilih yaitu sekitar 16.575.000 pemilih perempuan.
Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengimbau seluruh anggota DPRD untuk terus masif melakukan sosialisasi kepada masyarakat atau konstituennya pentingnya menggunakan hak pilihnya.
”Kami memohon kepada seluruh anggota DPRD Jabar untuk menyosialisasikan terkait pelaksanaan Pilkada di 27 kabupaten/kota. Sebab, dari hasil laporan Komisi I dan KPU Jabar tingkat partisipasi pemilih di Jabar masih rendah. Padahal nangka pemilihnya tinggi,” tuturnya. (mg2/rie)