Sofyan lantas bercerita. Dia ke Bandung bersama ibunya. Sehari sebelum berangkat ke Bandung, jarum infusan masih menancap di telapak tangan ibunya. Sofyan datang ke dokter. Memaksa dokter mencopot infusan ibunya. Dokter melarang. Mengingat ibunya masih membutuhkan pengobatan di rumah sakit di Lampung.
”Saya bilang ke dokter, urusan mati urusan Allah. Tidak hari ini, besok ibu saya mati. Jadi tolong copot infusan ibu saya,” pintanya.
Infusan pun dicopot. Ibunya belum sembuh. Masih sakit. Saat itu pun terbaring di hotel di Bandung. Ibunya, kata Sofyan, sudah meminta keikhlasan anak-anaknya jika memang ditakdirkan meninggal saat umrah di Makkah sana. ”Jadi kalau ibu saya mati di sini, bukan di Makkah, sampeyan yang akan menerima akibatnya,” tutup Sofyan.
Tensi susana di akhir audensi kondusif. Satu sama lain meminta maaf. Saling mengikhlaskan. ”Mungkin Allah sedang berkehendak lain. Ini ujian untuk SBL,” pungkas Sofyan. (bersambung/rie)