NGAMPRAH– Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Barat akan menggelar operasi pasar (OP) dalam waktu dekat. Hal itu dikarenakan tingginya harga beras di sejumlah pasar tradisional yang memberatkan daya beli masyarakat. “Kita sudah mengajukan ke bulog soal operasi pasar untuk beras, sekarang sedang menunggu jadwal dari bulog. Yang pasti minta dipercepat agar operasi pasar bisa secepatnya dilaksanakan,” kata Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Bandung Barat, Weti Lembanawati ditemui di Ngamprah, kemarin.
Menurut Weti, informasi yang didapat dari pihak bulog, pada pelaksanaan operasi pasar nanti, beras yang akan dijual dengan harga Rp9.350/kg. Harga ini jauh lebih murah dibandingkan dengan harga beras di pasaran saat ini yang mencapai Rp10.500/kg dan Rp13.500/kg. “Harga beras di pasaran memang tinggi bahkan lebih dari angka HET (harga ecesran tertinggi,red) yang sudah ditentukan,” ujarnya.
Weti menambahkan, pihaknya juga bakal selektif melihat kualitas beras yang dikirim oleh bulog. Sebab, dirinya tidak ingin ketika beras dijual dengan harga murah namun masyarakat malah mengeluh dengan kualitas berasnya. “Sebelum dikirim nanti, kita akan cek dulu kualitas berasnya. Kalau bagus tentu kita akan ambil karena kualitas menjadi nomor satu bagi masyarakat,” katanya.
Weti menyebutkan, rencananya operasi pasar akan digelar di dua titik yakni di Kecamatan Padalarang dan Cililin. Untuk di Padalarang, beras yang akan disediakan sebanyak 10 ton, sementara di Cililin sebanyak 6 ton beras. “Kalau di lapangan nanti antusias masyarakatnya cukup tinggi, kita bisa ajukan tambahan lagi kepada bulog. Termasuk menambah titik penyelenggaraan operasi pasar,” ujarnya.
Selain harga beras, kata dia, yang menjadi sorotan soal harga daging ayam. Saat ini, harga daging ayam mencapai Rp35-Rp34 ribu/kg. Padahal, untuk harga normal berkisar diangka Rp30-Rp32 ribu/kg. “Kita pantau harga ayam seperti di Pasar Batujajar dan Padalarang. Sekarang memang turun harga ayam ini berkisar diangka Rp34 ribu/kg,” tandasnya. (drx)