JAKARTA – Selain meningkatkan aktivitas dan transaksi belanja online, pelaku e-commerce bermimpi meningkatkan ekosistem TI (teknologi informasi) di Indonesia.
CEO Bukalapak Achmad Zaky mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan studi untuk membangun pusat riset TI di Kota Bandung. ’’Tahun ini kami akan punya pusat riset di Bandung dan sudah ada beberapa opsi. Tapi, lokasi tepatnya masih belum ditentukan. Pertengahan tahun ini mulai beroperasi,’’ ujarnya di perayaan ulang tahun Bukalapak di Jakarta kemarin (10/1).
Zaky mengungkapkan bahwa pusat riset tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 5.000 meter persegi. Di dalamnya, akan ada pusat riset. Baik software maupun hardware seputar TI. ’’Nanti di sana banyak sekali yang bisa dieksplorasi. Mulai dari machine learning, internet of things, drone delivery, dan sebagainya,’’ ungkapnya.
Saat ini, ucap Zaky, ada 20 engineer untuk riset dan pengembangan produk. Bukalapak pun menargetkan jumlah engineer meningkat 10 kali lipat menjadi 200 orang. Zaky ingin pusat riset tersebut benar-benar menyerap tenaga kerja lokal. ’’Bukalapak sejauh ini 100 persen Indonesia. Talenta Indonesia punya keunggulan tersendiri,’’ jelasnya.
Sepanjang 2017, transaksi di Bukalapak meningkat 3–4 kali lipat. Setiap hari Bukalapak melayani tidak kurang dari sekitar 320.000 transaksi. Bukalapak telah mengukuhkan diri sebagai perusahaan rintisan unicorn keempat di Indonesia dengan valuasi mencapai USD 1 miliar. (agf/c20/sof/rie)