Kegiatan kali ini dipandu Direktur Eksekutif Jabar Ekspres Institute of Pro Otonomi (JIPO) Suhendrik. Usai pemberian materi yang disampaikan Roy, pria yang akrab dipanggil Hendrik ini meminta seluruh peserta pelatihan mempresentasikan inovasinya.
”Silakan kepada peserta untuk mempresentasikan inovasinya selama 10-15 menit. Nanti kami dan peserta lainnya akan mengomentari kekurangan dan kelebihan inovasi peserta yang mempresentasikan,” kata Hendrik.
Pola presentasi ini mengajarkan peserta untuk saling menilai peserta sendiri. Peserta diajak untuk menilai. Seolah-olah mereka sebagai orang awam, atau tim juri yang sedang menilai kompetisi Sinovik.
Presentasi dimulai dari Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Jabar yang disampaikan Rohman Heryadi. Dia menjelaskan tentang rencana inovasi bernama Warung Pajak 46. Inovasi ini guna mempermudah pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dengan melibatkan kader pajak seperti pemuda dari karang taruna.
”Alhamdulillah keterlibatan mereka sudah disetujui oleh kepala dinas setempat,” kata Rohman di hadapan pemateri.
Roy dan Suhendrik memberikan penilaian atas inovasi Warung Pajak 46. Hanya saja, kata Roy, pihaknya belum bisa mengomentari karena inovasi masih dalam tahap rencana. Namun, Roy menilai, untuk Samsat Gendong, alat yang dibawa petugas ke desa-desa, dikhawatirkan rusak sewaktu dalam perjalanan.
”Sebab, alat elektronik biasanya sangat sensitif jika terguncang dibawa dalam tas dengan kendaraan roda dua. Jalan yang tidak rata, dan guncangan di jalanan,” jelasnya.
Pihaknya juga menilai, Samsat Gendong tidak menang karena dinilai tidak efisien. Tim penilai lebih condong kepada Samsat Jujur karena efektivitasnya cepat. ”Dengan Samsat Jujur, tunggakan pajak kendaraan di satu desa bisa bisa cepat selesai,” katanya.
Dia mengusulkan, Bapenda Jabar menonjolkan peningkatan pembayaran pajak di kalangan TNI dan Polri. Sebab, di Jawa Timur, pemerintah masih sulit mendongkrak pembayaran pajak kendaraan di dua instansi tersebut.
”Jika bisa menekan penunggak pajak di dua kalangan itu, hebat. Sebab di Jatim, masih belum signifikan,” ucapnya. Sementara Rohman menjawab, di Jawa Barat kedua intansi tersebut tergolong lancar membayar pajaknya.
Presentasi kedua disampaikan Suryati, Kepala Puskemas Padaherang, Kabupaten Pangandaran. Dia berbiacara tentang lumbung gizi desa yang disingkat Bung Giza. Bung artinya lelaki yang gagah berani.