CIMAHI – Mengaku sebagai wartawan dengan ditemani oknum anggota organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diduga melakukan pemerasan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Cimahi.
Dodi Sularto sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Cimahi membenarkan kejadian tersebut. Bahkan, tindakan yang dilakukan tersebut berdalih ingin menanyakan perihal penggunaan anggaran dana Bantuan Operasional Sekolah (Bos) dan Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU).
“Saat itu saya sedang berada di ruang kepala sekolah bergegas menemui keduanya setelah mereka terus memaksa dan akan melaporkan saya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat dengan dugaan penyelewengan dana Bos dan BPMU,” ujar Dodi, di ruang kerjanya kemarin (13/12).
Atas info tersebut Dodi mengaku keberatan dengan tuduhan tersebut. Sebab, selama ini penggunaan dana Bos sudah digunakan sesuai dengan aturan dan peruntukannya.
“Saya temui oknum wartawan itu, dan saya tanya surat tugas, mereka malah balik marah, katanya wartawan berhak menanyakan anggaran itu,” jelas Dodi ketika ditemui kemarin (13/12)
Selain itu, keduanya menunjukkan format laporan penggunaan anggaran BPMU dan BOS dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat. Namun keduanya tidak bisa menunjukan surat tugas.
Keduanya mengancam dan mengaku punya bukti kalau terjadi penyelewengan dana BPMU dan BOS. Tetapi, bukti yang selalu diucapkan keduanya tidak bisa ditunjukan.
Dodi menuturkan, tudingan lainnya dari mereka bahwa pihak sekolah telah melakukan pungutan liar dengan menarik uang Dana Sumbangan Pendidikan (DSP) dan SPP kepada orangtua siswa.
“Saya jelaskan, kalau DSP dan SPP itu masih boleh dipungut, yang tidak boleh itu kalau di tingkat dasar. Bahkan, ada surat edaran dari gubernurnya sebagai legalitas,”kata dia.
Dodi mengaku, kejadian tersebut bukan pertama kali dialaminya. Sebab, orang yang mengaku oknum wartawan sering mendatangi sekolahnya dan mengancam akan memberitakan terkait penyelewengan anggaran. Namun, ujung-ujungnya meminta sejumlah uang agar pihak sekolah tutup mulut.
“Beberapa kali pernah, kalau awal-awal sempat dikasih karena tidak tahu. Tapi jumlahnya tidak seperti yang mereka minta. Kalau sekarang mereka tidak sempat meminta uang, karena saya sudah tahu bagaimana menghadapi oknum tersebut,” terangnya.