jabarekspres.com, SOREANG – Cuaca ektrim yang kerap terjadi di wilayah Kabupaten Bandung, membuat jajaran BPBD Kabupaten Bandung diharuskan untuk siaga setia saat.
Kepala Harian BPBD Kabupaten Bandung Tata Irawan mengatakan, terjadinya cuaca ekstrim menurut informasi BMKG menetapkan Kabupaten Bandung sebagai wilayah dengan status Siaga Bencana mulai dari 2 November 2017 hingga 31 Mei 2018.
Dia mengingatkan, antisipasi kebencanaan harus terus diingatkan kepada warga khususnya di desa-desa agar selalu hati-hati bila terjadi hujan deras. Terlebih, masyarkat perkampungan yang tinggal dititik rawan longsor atau banjir.
“Sebaiknya kalau tempat itu rawan longsor hindari dengan pindah untuk sementara,”jelas Tata ketika ditemui kemarin (29/11).
Dirinya memaparkan, langkah antisipasi di 31 pihaknya telah mendirika posko siaga bencana. Bahkan, dua posko siaga bencana sudah didirikan, di Kantor BPBD Soreang.
Selain itu, posko juga didirikan di Gedung Inkanas, Baleendah. dan wilayah selatan untuk antisipasi kalau sewaktu-watu ada bencana longsor atau banjir bandang pihaknya sudah siap.
“Jadi kalau ada persoalan kebencanaan penanganan bisa cepat,” ucapnya.
Untuk anggota, pihaknya sudah menyiagakan sekitar 75 personil ditambah dengan puluhan personil relawan yang sudah dilatih dan memiliki kecakapan terurama dalam latihan SAR.
Sedangkan untuk peralatan kebencanaan BPBD sudah dilengkapi dengan berbagai macam alat yang dibutuhkan. Di antaranya, perahu karet, kendaraan operasional lapangan. Ditambah tim operator yang disiagakan 24 jam untuk menerima informasi bencana.
“Jadi apabila terjadi bencana alam warga dapat menghubungi Call Centre BPBD Kabupaten Bandung ke nomor telepon 022 858 72 591,” terangnya.
Dia pun menghimbau, kepada warga untuk mengaktifkan kembali piket ronda malam di kampungnya masing-masing. supaya ketika ada bencana di malam hari bisa melakukan kesiap siagaan penanganan dengan cepat.
Dengan begitu, ketika terjadi hujan deras, bisa menginformasikan kepada warga lainnya untuk waspada dan siaga.
“Adanya piket ronda malam dapat memberikan peringatan kepada warga lainnya yang bertujuan menghindari korban jiwa akibat terjadinya bencana alam ini harus aktif dilakukan di perkampungan desa-desa,”kata dia. (yul/yan)