Mengenai pemindahan ke RSCM, hal tersebut dilakukan karena alat penunjang yang dibutuhkan tidak dimiliki RS Medika Permata Hijau, yakni MRI. “Saat kecelakaan kan pasien ada luka di kepala. Jadi harus di-MRI. Di sana tidak ada. Dirujuklah ke RSCM,” terang dia. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap Setnov di RSCM, PB IDI kemudian menurunkan tim untuk melakukan pemeriksaan. Tim yang diturunkan IDI berisi dokter-dokter yang tidak punya hubungan dengan tersangka korupsi. “Dokternya kita pilih. tidak mungkin kami pilih dokter yang ternyata pernah jadi anggota Golkar misalnya,” ungkap Marsis.
Tim dari IDI membaca rekam medis dari rumah sakit sebelumnya dan temuan di RSCM. Tim juga berhak untuk melakukan pemeriksaan ulang. “Hasilnya adalah yang bersangkutan sakit apa dan apakah dia layak untuk diperiksa KPK atau tidak. Itu tugas dari tim yang diturunkan IDI,” ungkap Marsis. Dengan diperkenankannya Setnov keluar dari RSCM untuk dibawa tim dari KPK, artinya PB IDI menyimpulkan bahwa dengan kondisi kesehatan Setnov saat itu dinilai layak untuk diperiksa KPK. “Itu rekomendasi dari IDI,” ucap dia. (and/oki)