Si Miskin dan Pilgub

Pesan yang manusiawi dan seiring pekerjaan yang kelak akan diemban kepala daerah terpilih. Berdasar data yang dikutip dari kompas, hasil perolehan suara Pilgub Jabar 2013 yang lalu :

NoPesertaJumlah Suara%
1.Ahmad Heryawan –  Deddy Mizwar6.515.31326
2.Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki5.714.99735
3.Dede Yusuf – Lex Lasmana5.077.52239
4.Irianto MS Syaifuddin – Tatang FH2.448.358 
5.Dikdik Maulana – Nana Suryana359.233 

 

Semakin banyak pasangan calon yang bertarung pada Pilgub Jabar 2018, semakin sedikit perolehan suara pada Hari H untuk seluruh balon.

Jumlah kaum miskin di Jawa Barat sebagaimana dirilis BPS Jawa Barat pada September 2016 sejumlah 4,17 juta jiwa atau setara dengan 8,77%.  Menggerakkan orang miskin dalam pilgub merupakan simbiosa orang miskin dan politik. Akan tetapi jangan sesekali diartikan mendayagunakan kemiskinan itu semata-mata untuk raihan suara, melainkan untuk mengangkat harkat hidup sehingga lepas dari garis kemiskinan. Kerap terjadi orang miskin terus menjadi sub ordinasi politisi setiap kali berlangsung pilkada. Kampanye ala sinterklas dengan berbagai trik politik diarahkan bagi kaum miskin. Namun simbiosa keduanya pun berhenti setelah muncul nama pemenang. Kaum miskin kembali ditinggalkan dan terus tinggal di lorong kemiskinan sementara sang pemenang asik duduk di kursi empuk Gedung Sate hingga terlelap.

***

PERTANYAANNYA kemudian bagaimanakah simbiosa yang menguntungkan pada Pilgub Jabar 2018? Apakah simbiosa  hanya berlangsung saat  konstituen memberikan suara politiknya kepada bakal calon lalu selesai? Ataukah terus terjalin komunikasi antara konstituen dengan pemenang pilgub? Mutualis atau parasitisma yang kelak terjadi pada kedua simbiosa politik itu, tentu saja bergantung dari sudut pandang dan penilaian politik. Yang pasti simbiosa pilgub jabar 2018 mendatang telah hadir dalam ruang berpikir kita. Ada pun dari ruang berpikir itu lantas menjadi ruang konkrit, semuanya kembali kepada eksistensi dua organisme yang terlibat pada simbiosa tersebut.

Simbiosa yang tak boleh dilupakan pada pilgub jabar ialah simbiosa antara partai politik dengan kandidat bakal calon. Pun berlangsung antarparpol peserta pilgub. Mereka saling bernegosiasi, dan dalam banyak hal menciptakan simbiosa politik. Bentuk simbiosa itu pun terwujud dalam sejumlah perangkat lunak yang diperlukan bagi perhelatan 27 Juni 2018 mendatang.

Tinggalkan Balasan