jabarekspres.com, CIREBON – Setelah mendapat SK rekomendasi dari DPP Partai Golkar, Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Daniel Muttaqien langsung tancap gas. Dia menghadiri acara deklarasi dukungan dari DPD Partai Golkar Kabupaten Cirebon, kemarin.
Daniel juga menghadiri acara pengajian dan Musda DPD LPM Jawa Barat di Cirebon. Deklarasi ini menjadi deklarasi pertama setelah dirinya ditetapkan sebagai cawagub mendampingi Ridwan Kamil. ”Cirebon ini menjadi symbol pantura, dan menjadi yang pertama yang mendeklarasikan dukungan untuk pasangan RK-Daniel,” ucapnya, kemarin.
Terkait dengan keputusan DPP Partai Golkar yang mengeluarkan rekomendasi pasangan RK-Daniel, dan meninggalkan Bakal Calon Gubernur yang juga Ketua DPD Jawa Barat Dedi Mulyadi. Sejak awal, dia sendiri menegaskan tidak pernah berupaya untuk menelikung dalam mendapatkan rekomendasi tesebut. Daniel mencoba memberikan pemahaman kepada sejumlah kader Partai Golkar yang hadir.
Dia menjelaskan, keputusan DPP Partai Golkar ini, merupakan proses yang panjang. Di mana sebelumnya, tiket eksklusif awalnya sudah diberikan kepada Dedi Mulyadi sebagai Ketua DPD Partai Golkar.
DPP Partai Golkar sendiri memang sangat berhati-hati dalam memutuskan pasangan pilgub jawa barat. Patokannya tetap pada data survei. Juga dilakukan sejumlah proses simulasi pasangan.
Pada saat itu, lanjut Daniel bercerita, DPP leluasa memberikan waktu kepada Dedi Mulyadi yang mendapatkan tiket eksklusif tersebut untuk melakukan langkah komunikasi dengan parpol lain, untuk mendapatkan calon pasangan yang cocok. Namun demikan, Kang Dedi Mulyadi, sampai SK ditandatangani belum bisa mengomunikasikan dengan parpol serta dengan siapa dia berpasangan. Hingga DPP mengambil langkah mengusung Ridwan Kamil berdampingan dengan dirinya.
”Saya waktu itu diberitahu bahwa saya menjadi nominator yang berpeluang besar untuk calon wakil gubernur,” katanya.
Hal ini sebabkan karena faktor suara Ridwan Kamil di Pantura agak kurang baik. Saat itu, ada beberapa nama yang dimasukan. Hanya saja yang kemudian ditunjuk adalah nama Daniel Muttaqien. ”DPP tidak serta merta memutuskan ini, karena tiket eksklusif awalnya ke Kang Dedi. Dan saya gak pernah nikung, karena DPP sangat memperhatikan pak Dedi sebagai Ketua. Karena saat itu, rekan koalisi belum ada, dan berdasarkan survei tren RK naik terus, bahkan sampai angka 45 persen,” sebut Daniel.