Siaga Bencana Mulai dari Gedung Sate

”Selain masalah penanggulangan ini juga mitigasi ya. Jadi bagaimana mengurangai risiko bencana. Kan daerah-daerah yang rawan sudah kita tau, kemudian edukasi kepada masyarakatnya juga. Jangan ada rumah-rumah di tempat yang rawan longsor juga, kalau masih belum ada kesadaran kita melatih masyarakat dan anak-anak sekolah tentang masalah kebencanaan. Kalau sudah dua jam hujan gak reda, itu harus dipindahkan atau ada alarm,” papar Demiz.

Simulasi tersebut digelar dalam rangka Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional, serta 10 tahun keluarnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

Kepala BPBD Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, pihaknya sengaja memilih Gedung Sate sebagai tempat simulasi karena tempat ini merupakan instalasi strategis di Jawa Barat yang harus segera mendapat prioritas penanganan apabila bencana terjadi.

Selain itu, senada dengan Demiz, simulasi juga sebagai sarana untuk melatih dan meningkatkan keterampilan para anggota Siaga Bencana. Terutama terkait penggunaan alat-alat  berteknologi di lapangan yang memerlukan keterampilan khusus.

”Ini (simulasi) baru pertama kali kita selenggarakan. Tetapi dengan terus kita lakukan kegiatan-kegiatan seperti ini, jadi nanti aset itu kita berdayakan pengunaannya. Apalagi yang namanya penanggulangan bencana itu identik dengan teknologi dan sarana-prasarana mobilitas yang memang harus digunakan oleh orang-orang yang terampil,” tutur Dicky. (adv/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan