Fadli menambahkan, partainya akan berkomunikasi dengan sejumlah bakal calon potensial di Pilgub Jabar. Gerindra akan melihat formasi pasangan calon ideal.
Dia berharap, finalisasi bakal pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat bisa diputuskan November mendatang.
”Saya nanti beberapa waktu yang akan datang ini masih melakukan komunikasi, pembicaraan dengan bakal calon. Mudah-mudahan pada November ini bisa kita kerucutkan dan mulai mengambil sambil melihat formasi yang ada,” terangnya.
Untuk diketahui, Dedi Mulyadi telah ditinggalkan Golkar yang lebih memilih Wali kota Bandung Ridwan Kamil untuk diusung. Menyikapi hal itu, Fadli mengungkapkan, peluang Gerindra mengusung Dedi masih terbuka.
”Ya namanya politik kan semuanya peluangnya selalu terbuka ya. Tapi kita tentu akan prioritaskan orang-orang yang kita anggap punya komunikasi yang baik dan bisa bekerja sama ke depan,” tukasnya.
Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan partainya juga mempertimbangkan nama Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar atau yang akrab disapa Demiz untuk diusung sebagai bakal calon gubernur.
Tak hanya Demiz dan Dedi, PDIP juga melirik sejumlah nama seperti Ketua DPD PDIP Jawa Barat Tubagus Hasanudin, Sekda Jabar Iwa Karniwa hingga mantan Kapolda Jabar Anton Charliyan.
”Kalau dari sisi suasana kebatinannya ada peluang bagi dua-duanya, Dedi Mulyadi punya kans yang cukup kuat dapat dicalonkan. Kemudian Pak Deddy Mizwar belum lama ketok pintu ke PDIP juga terbuka. Itu masih kami pertimbangkan,” kata Hasto, beberapa waktu lalu.
Hasto mengakui, muncul pula usulan untuk mengombinasikan Demiz dan Dedi. Tapi, PDIP tak mau terburu-buru memutuskan usulan tersebut. PDIP telah melakukan kajian soal pasangan calon yang akan diusung dengan melibatkan para ahli dan tokoh.
Menurut Hasto, PDIP akan memilih kombinasi pasangan yang memiliki komitmen untuk membangkitkan kembali kebanggaan terhadap kebudayaan Sunda, mampu merancang tata ruang yang baik, serta menjaga keseimbangan keindahan alam Jawa Barat. (mg1/pan/bbs/rie)