Sehari Menjabat, Apel Pagi Malah Telat

Sementara itu, Wakil Wali Kota Cimahi Ngatiyana juga menilai dari hasil pantauannya ke sejumlah dinas pelayanan public. Dia merasa tempat pelayanan tersebut kurang memenuhi syarat. Sebab, suasananya sangat berjubel dan membuat masyarakat menjadi kurang nyaman.

”Ini pertama kali saya masuk ke Pemkot Cimahi dan melihat untuk pelayanan ke masyarakat harus ditingkatkan lagi baik personel ataupun tempatnya,” kata dia.

Dia menegaskan, akan berupaya menghindari dualisme kepemipinan. Sebab, pembagian kewenangan sudah diatur. Berbagai penanganan persoalan juga akan dikoordinasikan dengan wali kota dan sekda agar penanganan yang dilakukan bisa komprehensif dan tepat sasaran.

Sementara itu, pengamat politik dan pemerintahan Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Arlan Sidha menilai, pidato pertama Ajay menyiratkan fokus pada pembangunan Kota Cimahi.

”Ini artinya masyarakat Kota Cimahi akan sangat berharap sekali dengan apa yang dikatakan oleh Ajay,” ujarnya, di Pemdopo DPRD Kota Cimahi, Jalan Djulaeha Karmita Kota Cimahi, kemarin.

Namun demikian, menurut Arlan, pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota  Cimahi harus berhitung dan melihat kondisi di Cimahi pada saat ini yang masih jauh tertinggal di pembangunan infrastrukturnya. Dengan kata lain, Ajay harus berani melakukan terobosan baru dalam konteks pembangunan di Kota Cimahi.

”Saya berharap dengan pemerintahan baru yang dibangun oleh Ajay tidak terlalu gaduh dalam membuat kebijakan dalam kontesks birokrasi,” ujarnya.

Sementara itu, tuntutan penambahan ruang terbuka hijau dari masyarakat, Ajay juga harus berani mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak populis. Salah satunya mengambil kebijakan yang tidak pro pengusaha dan berani dengan tegas untukmenghentikan pembangunan perumahan di Kawasan Bandung Utara (KBU).

”Ini persoalan ruang terbuka di utara dan persoalannya izin terus diberikan. Cimahi Tengah dan  Cimahi Selatan perlu dicari kebijakan juga agar menambah ruang terbuka,” tuturnya.

Menurut Arlan, Ajay perlu kerjasama dengan legelatif dan harus mempunyai komunikasi yang baik dengan birokrasi. Sehingga nantinya tidak akan terkadi kegaduhan di tataran birokrasi.

Terakhir namun tidak kalah penting, untuk pemenuhan kebutuhan lapangan kerja, Arlan menduga akan cukup sulit untuk mewujudkannya. Sehingga yang harus diupayakan oleh Ajay adalah bagaimana mendorong masyarakat membuka usaha melalui UMKM. ”Dengam UMKM akan bisa menyerap tenaga kerja dan masyarakat bisa juga menjadi wirausaha,” pungkasnya. (ziz/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan