Santri Harus Mampu Menjadi SDM Tangguh

jabarekspres.com, SOREANG – Keberadaan para santri di berbagai pondok pesantren sebetulnya memiliki nilai historis sangat besar bagi perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia. Sebab, melalui tangan-tangan para santri perjuangan kemerdekaan mampu membakar rakyat indonesia untuk memberikan semangat merebut kemerdekaan.

Bupati Bandung Barat Dadang M. Naser mengatakan, secara historis keberadaan santri paada jaman perjuangan kemerdekaan dulu sangat ditakuti oleh para penjajah Belanda dan Jepang. Sebab, dari tangan mereka banyak pergerakan perlawanan yang disusun melalui pesantren-pesantren.

Dadang menilai, peringatakan hari santri Indonesia adalah bentuk penghargaan dari pemerintah bagi para santri yang ikut membantu berjuang dan membangun bangsa ini. Sehingga, sangat tepat bila hari Santri diperingati setiap tahunnya.

“Jadi bentuk peringatan hari Santri sangat bagus dan mencerminkan bahwa bangsa Indonesia banyak memiliki sekali jutaan santri di seluruh tanah air yang siap membangun negara ini dengan pondasi agama yang kuat,”jelas Dadang ketika ditemui kemarin (23/10)

santri di Indonesia sudah banyak berkontribusi di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik dan teknologi.

Melalui perkembangannya lanjut dia, Santri harus banyak meiliki kontribusi kepada pekembangan pembangunan yang sudah demikian modern ini.

Seorang santri harus mengetahui dinamika yang terjadi di negaranya sperti ekonomi, politik dan kekuasaan. Dengan begitu, seorang satri tidak harus berkutat pada pendidikan agama saja.

PBNU menilai bahwa pemerintah pusat sudah mengakui bahwa santri berperan besar dalam pergerakan perjuangan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Begitupun di Kabupaten Bandung, karakter santri sangat memungkinkan mendasari islam nusantara.

“Ini adalah islam nusantara, islam yang adatnya diaplikasi dengan adat nusantara, dan dibingkai dalam bhineka tunggal ika,” imbuhnya.

Dadang meyakinkan, agar semua umat islam menyingkirkan perbedaan, baik itu dari Nahdatul Ulama, Persatuan Islam, Muhammadiyah. Sebab, menguatkan ukhuwah islamiyah justru lebih penting ketimbang mempertajam perbedaan dalam urusan agama.

“Ini akan terus di kumandangkan, jangan salah persepsi dengan islam lain-lain, jaga ukhwah. Tapi wawasan nusantara tetap harus dipahami oleh seluruh potensi bangsa terutama oleh para santri, para alim ulama yang berorientasi pada kondisi kekinian untuk persatuan bangsa,” jelas Dadang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan