jabarekspres.com, SUMEDANG – Anggota DPR MPR RI, Maruar Sirait mengapresiasi jumlah kesenian yang ada di Desa Cimanggung, Kecamatan Cimanggung yang berjumlah 32 kesenian. Hal itu dikatakan politisi PDI Perjuangan saat acara Kunjungan Kerja Dapil Perorangan Anggota DPR RI dengan menggelar Seni Budaya di Lapang Sepakbola Desa Cimanggung, hari ini (30/9).
“Kan jarang di satu desa ada 32 kesenian, kan jarang. Saya keliling di Jawa Barat, baru di sini dan bukan hanya banyak tapi juga berprestasi. Jadi ada kuantitas tapi juga kualitas,” ungkap Maruarar.
Menurutnya adanya beragam kesenian tersebut karena adanya iklim yang kondusif dalam wilayah tersebut, dan tentu saja adanya pengaruh dari pemimping yang bijaksana. “Makanya saya datang ke sini untuk memberikan apresiasi terhadap prestasi prestasi yang ada di sini,” imbuhnya.
Dia makin memperlihatkan kekagumannya begitu Kepala Desa Cimanggung, Yayat Hidayat menyebutkan jika ada salahsatu kesenian yang sudah tampil di kancah Asia. ”Ini sangat luar biasa,” kata Maruarar.
Hal itu tak akan dapat terwujud tanpa adanya sosok ketauladan dari seorang pemimpin. Dia menyontohkan Wali Kota Surabaya Tri Risma Harini dan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. “Contoh di Surabaya ada wali kota bagus Ibu Risma, pasti daerahnya maju, berkembang sejahtera. Di Jawa Tengah ada Ganjar, daerahnya pasti bagus. Jadi menurut saya di Indonesia itu mudah, asal dapat pemimpin yang bersih, yang benar, yang memperjuangkan rakyat pasti daerahnya maju. Maju secara ekonomi maju secara budaya,” imbuhnya.
Ditandaskan dia, salahsatu kunci keberhasilan suatu daerah yakni dengan adanya Revolusi Mental sesuai dengan yang diamanatkan Presiden RI Joko Widodo. “Revolusi mental itu mindset, daya juang. Bagaimana tidak menyerah dengan keadaan, nah itu kan dibutuhkan keteladanan. Bukan hanya sekedar soal jabatan, pemimpin itu adalah soal keteladanan. Tapi bisa tidak dia menjadi contoh bagi anggotanya, bagi rakyatnya, bagi warganya,” jelas pria yang kerap disapa Ara itu.
Sementara itu Kepala Desa Cimanggung Yayat Hidayat menyebutkan hal itu terjadi lantaran dirinya berkomitmen untuk mengangkat kearifan lokal di wilayahnya. “Kita sebagai terah parahyangan, sebagai pusat budaya. Itu kita wajib menjungtinggi, memelihara, mendukung dalam proses budaya. Budaya akan berkembang apabila antara masyarakatnya, para pelaku seninya budaya budayanya, bisa saling menyatu,” tambah pria yang kerap disapa Ujang Baskara itu. (ign)