Pangkas Jarak Utara-Selatan

jabarekspres.com, BANDUNG –Pemerintah Pusat dan Jabar terus mendorong percepatan laju pembangunan infrastruktur. Sebab, hingga saat ini masih ada ketimpangan Jabar utara dan selatan.

”Percepatan tersebut kini tengah dilaksanakan melalui prioritas kebijakan inklusif. Sehingga diharapkan dapat mendorong berkembangnya sektor ekonomi potensial,” kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo usai Rapat Koordinasi di hotel InterContinental, kemarin (27/9).

Salah satu upaya memangkas jarak utara dan selatan itu sendiri, kata dia, dilakukan melalui percepatan dan pengembangan pembangunan jalan di beberapa titik seperti Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi), Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya (Cigatas), Jalur Lintas Pantai Selatan (Pansela), Tol Cipali ke Patimban serta pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road.

”Cisumdawu akan terkoneksi dengan Cipali dan Bandara Kertajati. Kemudian Cigatas merupakan penghubung antara selatan dan utara. Bahkan dalam rapat sudah dibahas mengenai kapan pembangunan selesai dan dimulai juga investornya,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelaskan, pemerintah juga akan mempercepat pembangunan jalur kereta api double track antara Bogor dan Sukabumi serta Pelabuhan Patimban.

”Prioritas adalah infrastruktur dan konektivitas antara utara dan selatan. Ini terobosan yang sangat baik dan pembicaraan dilakukan secara komprehensif,” ujar kepala daerah yang akrab disapa Kang Aher itu.

Di samping itu, masalah listrik juga belum sepenuhnya tertanggulangi. Makanya, penanganan listrik dan air bersih dilakukan dengan optimalisasi sungai Citarum. Mengingat kebutuhan akan dua hal tersebut merupakan aspek dasar dari pembangunan ekonomi.

Dia mengungkapkan, Sungai Citarum merupakan salah satu sungai yang mengalami pencemaran terburuk di Indonesia. Sedangkan aliran listrik negara belum sepenuhnya tersebar merata ke semua  daerah di Jabar seperti yang terjadi di Cidaun, Cianjur.

”Urusan di negeri kita adalah urusan koordinasi. Peradaban manusia diukur berdasarkan air. Citarum sudah kita tangani terus menerus. Sedangkan listrik sudah menyebar sebesar 97,5 persen,” papar Aher.

Aher menilai, kebutuhan air sangat diperlukan untuk keberlangsungan pertanian dan pertenakan yang menjadi prioritas ekonomi kerakyatan di kawasan Jabar bagian selatan.

Di sisi lain, untuk fasilitas transportasi udara, percepatan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati (BIJB) di Majalengka sebagai pusat logistik menjadi fokus utama. Sejauh ini progres pembangunan Bandara Kertajati diklaim Pemprov Jabar telah mencapai 60 persen.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan