Langganan Kawal Delegasi RI sejak Era SBY

Saat JK berpidato di ruang sidang umum Kamis lalu (21/9), Permana berdiri di belakangnya. Dia juga harus mempelajari orang-orang yang akan duduk di sekitar JK saat sidang. Sehari sebelumnya, dia harus tahu di mana JK akan duduk.

”Tugas menemani Pak JK special request dari Indonesia. Jadi, UN memberikan fasilitas-fasilitas kepada negara, begitu,” katanya. Tapi, itu juga melihat kondisi dan kebutuhan di PBB lantaran anggota yang bertugas memang terbatas.

Bila cukup, anggota bisa diperbantukan untuk mengawal kepala negara atau pemimpin delegasi. Setelah sidang umum PBB selesai, Permana kembali ke tugas utamanya di bagian pengawalan sekretaris jenderal PBB. Dia mengaku sudah mengawal tiga Sekjen PBB. Mulai Kofi Annan, Ban Ki-moon, hingga Sekjen saat ini, Antonio Guterres. ”Saya langsung (menjaga, Red) di kediaman beliau, di rumah beliau,” ungkap dia.

Karir Permana sebagai polisi PBB dilalui dengan tidak mudah. Alumnus Akpol 1995 itu pernah bertugas di Kupang, Waingapu, Sumba Timur, dan Bali. Pada 2002, saat ada pertemuan tingkat tinggi PBB di Bali, dia menjadi salah satu liaison officer (LO). Dia bertemu dengan seorang petugas PBB yang menawarinya untuk bergabung dengan kepolisian PBB. ”Orangnya sekarang di sini (markas PBB, Red) juga,” ujar dia.

Syarat utama menjadi anggota polisi PBB adalah minimal sudah lima tahun di kepolisian atau militer. Usia tidak boleh lebih dari 32 tahun. Pada waktu itu, dia sudah bekerja lima tahun dan usianya masih 26 tahun.

Permana pun memberanikan diri mendaftar dengan melengkapi berbagai persyaratan. Setelah lolos syarat administrasi, dia diminta datang ke markas PBB di New York. Biaya untuk tes dirogoh dari kantong sendiri.

Dia masih ingat betul lokasi tes yang berada di lantai 3 salah satu gedung di kompleks tersebut. Dia menjalani tes bersama 60 orang lain. ”Saya tolah-toleh 60 orang itu tidak ada orang Indonesia. Saya sendiri,” ujarnya, lantas tersenyum.

Tes selama sepuluh hari itu menguji kemampuan intelektual dan fisik. Mulai tes tulis, wawancara, hingga tes menembak. Pengumuman kelulusan tidak langsung disampaikan di New York. Para peserta, termasuk Permana, diminta kembali ke negara masing-masing.

Tinggalkan Balasan