Langganan Kawal Delegasi RI sejak Era SBY

Seminggu berlalu tidak ada kabar. Sampai sebulan pun kabar yang ditunggu tidak kunjung datang. Dia pun pasrah. Dia bertugas seperti biasa menjadi polisi di Polda Bali. ”Sekitar dua bulan ada telepon pakai private number. Saya masih pakai Nokia 3310,” sambung dia.

Dia tidak menyangka bahwa telepon itulah yang dia nanti-nantikan. ”You get the job. Congratulation,” ujar dia menirukan suara dari balik telepon.

Dia tidak akan lupa kata-kata yang mengubah arah nasibnya dari Bali ke New York itu meski awalnya tidak begitu saja percaya. Permana pun diminta melengkapi semua dokumen dan mengurus visa diplomat. Dia mengundurkan diri dari kepolisian dan berangkat ke New York untuk tugas baru sebagai polisi PBB pada Juni 2004.

Setelah pendidikan, Permana mendapatkan tugas di bagian pengawalan. Juga ke bagian K-9, investigasi, dan respons. Dia pernah pula bertugas menjaga gedung UN. Pada saat itu sedang musim dingin. Dia tidak mengira bila musim dingin bisa sampai minus 9 derajat Celsius. ”Saya makan salju sampai 6-12 inci,” ungkapnya, lantas tertawa.

Dia menuturkan, bila di Indonesia ada istilah makan asam garam, di New York istilah itu menjadi makan salju. Musim dingin menjadi saat-saat yang kurang menyenangkan dalam bertugas. Dia harus membawa baju tebal plus rompi antipeluru saat mengawal Sekjen PBB.

Nah, jadi kurang nyaman bila harus masuk ke ruangan yang panas. Setelah kedinginan langsung panas dan berkeringat. Tapi, di luar itu, tugas menjadi pengawal memang penuh tantangan. Permana harus memastikan semua keamanan tiap kepala negara yang berkunjung ke gedung PBB. Selain itu, dia harus mengawal Sekjen PBB, termasuk saat mereka berkunjung ke luar negeri. ”Kalau (misalnya, Red) ada apa-apa dengan Pak JK muncul di koran, yang disalahkan bukan Paspampres, tapi saya. Tanggung jawab itu yang memancing semangat diri saya,” imbuh dia. Permana kini dikaruniai dua putra dari pernikahannya dengan gadis asli Bali, Desak Putu Dewi. Putra pertamanya, Dewa Gede Alessandro Permana, sudah berusia tujuh tahun. Sedangkan putra kedua Dewa Axel Permana. ”Soal nama tetap harus sesuai tradisi,” kata Permana yang masih menyandang status WNI itu. (*/c11/c10/oki/rie)

Tinggalkan Balasan