jabarekspres.com, BANDUNG – Pembuatan kembali Film G30S/PKI dengan versi milenial seperti yang diwacanakan Presiden RI Joko Widodo diprediksi bakal memakan biaya yang besar. Dosen senior perfilman dari Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (ISBI) Arthur S Nalan menilai pemerintah harus menyiapkan dana yang tidak sedikit bila film tersebut memang benar-benar akan diproduksi kembali dengan versi baru, karena harus melibatkan aktor yang handal, hingga artistik yang benar-benar otentik. Menurut Arthur kesemua itu tidaklah murah.
”Riset kesejarahan yang objektif. Keaktoran yang handal. Artistik yang otentik. Dan tentu saja biaya yang mahal,” ujarnya, baru-baru ini.
Lebih lanjut, untuk mendapatkan cerita original terkait kejadian G30S/PKI pada masa lalu diperlukan riset yang mendalam dengan biaya yang juga tidak sedikit. Karna originalitas merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembuatan film bergenre dokumenter drama (Dokudrama).
”Ya, tentu dalam dunia riset dikenal pendekatan emik dan etik. Emik dari penutur asli yang mengalami dan etik dari periset misalnya sejarawan,” ujarnya.
Selain itu dari segi pengawasan, pembuatan film ini juga harus diperhatikan karena memiliki sensitifitas yang tinggi dalam sejarah bangsa Indonesia. ”Untuk pengawasan khusus, harus dibentuk sebuah tim yang kompeten dibidangnya,” pungkasnya. (jar/ign)
