jabarekspres.com, CIMAHI – Akibat musim kemarau sebanyak 4,17 hektare lahan sawah di Kampung Pasir Kiara RW 16 Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, mengalami kekeringan dan gagal panen akibat musim kemarau.
Kepala Bidang (Kabid) Pertanian Dinas Pangan dan Pertanian (DPP) Mita Mustikasari mengatakan, meskipun luas lahan pertanian di Kota Cimahi sedikit kekeringan yang terjadi di lahan sawah hanya sekitar 3 persen saja.
Dirinya menyebutkan, saat ini Kota Cimahi sendiri memiliki total areal sawah seluas 137,14 hektare sehingga kekeringan yang terjadi tidak terlalu berdampak signifikan terhadap produktivitas pangan.
“Kerugian materil akibat kekeringan tersebut ditaksir mencapai Rp 16 jutaan, itupun kalau dihitung biaya produksi per hektare Rp 4 juta,”jelas Mita ketika di temui belum lama ini
Dirinya menuturkan, akibat kemarau kekeringan terjadi bukan saja di daerah Pasir Kiara tetapi lahan pertanian sayuran yang berada di Cimahi mengalami kekeringan. Namun, masih bisa diatasi dengan mencari dari sumbernya.
“Lahan sayuran kan tidak perlu terlalu banyak membutuhkan air, tidak seperti sawah,”kata dia.
Kendati begitu, berdasarkan pantauan langsung petugas dilapangan kemarau membuat beberapa saluran irigasi Cijanggel mengalami kekurangan debit air. Sehingga, air yang mengalir kesawah berkurang.
Mita menghimbau, untuk mengatasi masalah ini, pihaknya menganjurkan kepada petani padi agar bisa melakukan disertivikasi tanaman yang tahan terhadap panas. Dengan begitu, kerugian yang dialami petani tidak terlalu Signifikan.
Untuk anjuran tersebut lanjut Mita, pihaknya sudah menyosialisasikan melalui Petugas Penyuluh Lapanagan (PPL) agar petani jangan memaksakan menanam padi.
Selain itu, Dinas pertaniaan juga telah menyiapkan bantuan berupa pompa air untuk petani yang membutuhkan penyedotan air untuk mengaliri sawahnya.
“Intinya kita sudah antisipasi dengan berbagai langkah. Dengan harapan musim kemarau kali ini tidak terlalu berdapak signifikan terhadap pertanian,”pungkas Mita (zis/yan)
