Namun demikian, Wahyu mengaku, keterlambatan pergantian tersebut karena ada kendala terkait dengan persyaratan di internal PKS sendiri. Sehingga prosesnya memakan waktu cukup lama.
Wahyu menuturkan, dengan tidak adanya almarhum Santoso Anto sebagai wakil ketua DPRD Cimahi, pasti akan sangat berpengaruh sekali terhadap internal fraksi PKS, baik dari komunikasi politik dan menentukan keputusan serta yang lainnya.
”Dengan pergantian ini, yang pasti partai mengamanahkan kepada saya untuk meneruskan apa saja yang sudah dilakukan oleh Almarhum pak Santoso Anto. Syukur-syukur bisa bekerja lebih baik,” ujarnya.
Dengan menjadi Wakil Ketua DPRD Cimahi, lanjutnya, yang pasti kini dirinya harus menguasai semua yang terkait penganggaran, pengawasan dan juga legislasi. ”Khusus penganggaran, saya akan berusaha sebisa mungkin untuk menguasainya,” ucapnya.
Sementara itu terkait Joko Taruna yang menggantikan dirinya sebagai anggota DPRD Cimahi dari PKS, Wahyu menjelaskan, sebab Joko Taruna saat pemilihan legeslatif 2014 yang lalu, di dapil V memang memperoleh jumlah suara terbanyak kedua setelah almarhum Santoso Anto.
Sementara itu, Ketua DPRD Kota Cimahi Ahmad Gunawan atau yang biasa dipanggil Agun mengatakan, dengan sudah dilaksanakannya penggantian wakil ketua DPRD tersebut, maka pimpinan DPRD Cimahi sudah lengkap. Sehingga akan memudahkan komunikasi.
”Jadi ketika berkomunikasi dan banyak pendapat itu akan lebih baik. Walaupun sistem kita demokrasi tapi kalu sudah menjadi keputusan maka kita sepakati keputusan itu,” katanya.
Sementara ntuk pembagian tugas, Agun mengaku pihaknya sudah menyiapkannya sejak lama, dengan dirinya sebagai penanggung jawab atau koordinator semuanya. Sementara Agus Solihin Wakil ketua I sebagai pimpinan DPRD bidang penganggaran, Bambang Purnomo Wakil ketua II sebagai pimpinan bidang legislasi dan Wahyu Widiatmoko Wakil Ketua III sebagai pimpinan bidang pengawasan.
”Semua akan bertanggung jawab kepada saya sebagai ketua DPRD. Saya juga yakin pak Wahyu sudah paham dan memahami apa yang menjadi tupoksi beliau,” pungkasnya. (ziz/rie)