jabarekspres.om, BANDUNG – TK PGRI Harapan Bangsa I mengusung konsep edukatif bernuansa budaya dalam program belajar Rebo Nyunda. Sekolah rujukan PAUD Holistik Integratif Berdimensi Sosial Budaya dan Ekonomi (HISBE) Kecamatan Kiaracondong ini mengenalkan kesenian daerah pada anak sejak dini. Kali ini, melestarikan sekaligus mengajarkan seni bela diri pencak silat yang rutin dilaksanakan tiap hari Rabu.
Kepala TK PGRI Harapan Bangsa I Ani Setianingsih mengungkapkan, melatih kesenian yang hampir jarang dijumpai menjadi penting untuk disosialisasikan terutama pada anak usia dini. Agar anak tidak berkiblat pada budaya asing dan juga dapat mengembangkan jati diri bangsa.
Dalam mengajarkan beladiri silat kepada anak usia dini, sekolah ini memiliki model pembelajaran atau pelatihan yang mengarah pada pembentukan kesehatan dan bermanfaat bagi psikomotorik anak.
”Kegiatan ini juga dikemas sedemikian rupa agar tidak menimbulkan kesan kekerasan atau permusuhan terhadap anak. Tetapi dibuat agar timbul rasa senang dan bangga akan budaya Sunda dengan adanya materi belajar pencak silat,” kata Ani.
Nena, guru di TK tersebut sekaligus pengajar pencak silat menjelaskan, guru PAUD memiliki tanggung jawab sosial meningkatkan potensi tumbuh kembang anak usia dini. ”Alhamdulillah ngajar anak-anak tentang budaya Sunda menyenangkan. Soalnya bagi anak-anak budaya Sunda sangat asing sehingga mereka banyak yang antusias dengan pencak silat ini,” kata Nena.
Dia berharap adanya pelatihan khusus bagi guru TK mengenai budaya Sunda. ”Mudah-mudahan sering diadakan acara-acara yang bernuansa Sunda,” katanya.
Kegiatan ini juga memicu anak ingin berprestasi sehingga mengembangkan minat bakat anak dalam seni budaya sunda. Seperti yang ditampilkan Azril Alfathih dalam acara Puseur Dayeuh Selasa (29/8) di Cikapundung River Spot. Azril adalah salah satu siswa kebanggaan TK PGRI Harapan Bangsa I yang sering melestarikan pencak silat dalam pergelaran budaya yang diadakan di Kota Bandung. (and/ign)