jabarekspres.com, BANDUNG – Setelah melakukan komunikasi antara Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Kedua partai ini membentuk tim khusus yang disebut Tim Lima untuk menindaklanjuti hasil pertemuan dan membentuk sinergitas antar kedua partai tersebut.
Ketua DPD PDIP Jabar Tubagus Hasanudin mengatakan, Tim Lima ini akan membahas langkah strategi politik yang akan dilakukan. Termasuk merumuskan nama-nama yang akan diusung dalam Pilkada Serentak di 16 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Dia memerinci, Tim Lima ini akan diisi oleh para kader dari kedua partai. Dari PDIP sendiri di antaranya ada Ineu Purwadewi Sundari, Waras Wasisto, dan Abdy Yuhana. Sedangkan dari Partai Golkar di antaranya, Ade Barkah, Iswara, Yod Mintaraga, Sukim Nurarif dan Herman.
”Jadi tim Lima ini akan membahas lebih lanjut hasil pertemuan hari ini,” kata TB Hasanudin usai melakukan komunikasi dengan Partai Golkar di di Kantor DPD PDIP Jabar, kemarin (9/5).
Sementara itu, Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengatakan, tim khusus ini akan membahas arah koalisi yang akan dilakukan oleh kedua partai. Mulai dari membahas pasangan calon yang akan diusung sampai strategi untuk merebut kemenangan. ”Sehingga nanti peta arah koalisi akan terbuka,” kata Dedi.
Dedi menjelaskan, rumusan ini penting demi terciptanya pembangunan yang merata di Jawa Barat. Sebab, kata Dedi, tim ini bukan hanya membahas masalah pasangan calon tapi tim khusus ini juga akan merumuskan arah pembangunan Jawa Barat ke depan.
”Rumusan rumusan pembangunan ini, bukan hanya penetapan calon, namun ini titik awal. Sehingga antar daerah bisa saling bersinergi tidak saling mengalahkan,” imbuhnya.
Menurut pantauan, secara komposisi kedua partai ini memiliki jumlah kursi yang cukup banyak di DPRD. PDIP memiliki 20 kursi sementara Partai Golkar 17 kursi. Hal ini, menjadi modal besar untuk kedua partai bila rencana koalisi tersebut terwujud.
Menyangkut nama yang akan diusung pada Pilgub kedua partai sepakat menyerahkan sepenuhnya kepada pimpinan partai masing-masing. Bahkan PDIP juga tidak mempermasalahkan bila kadernya yang akan didorong maju nanti harus menjadi nomor dua atau sebagai wakil gubernur mendampingi nama yang didukung Partai Golkar.