Renard Ichtus Hernando, Hampir 2 Meter di Usia 14 Tahun

Renard mengaku sejak kecil memang selalu paling tinggi di antara teman sebaya. Tapi, baru merasakan tubuhnya benar-benar mulai menjulang saat duduk di kelas IX SMPN 2 Cikupa.

Saat itu Renard rajin membuat coretan tanda tinggi badan di kusen pintu kamar. Umumnya, coretan tinggi badan berubah drastis dari tahun ke tahun. Tetapi tidak bagi Renard. Tinggi badan remaja kelahiran Jakarta, 21 September 2002, itu bertambah lumayan banyak setiap tiga bulan. ”Saat itu saya mendapat julukan si jangkung di sekolah,” katanya.

Julukan tersebut masih bertahan sampai sekarang. Namun, Renard tak mengangap itu sebagai bentuk perundungan. Sebab, dia tak merasa terganggu.

Sehari-hari di kelas dia mengaku berada di tengah. ”Teman kamu yang di belakang tidak bisa lihat papan tulis dong hehehe,” goda Dewie. Renard menanggapi dengan senyuman. ”Tetap bisa melihat (papan tulis, Red) kok,” katanya.

Secara umum, Dewie mengatakan, tidak ada perlakuan atau penataan rumah khusus untuk kedua putranya yang menjulang itu. Kusen rumah yang sekarang pun memang sudah aslinya dari pengembang.

Paling hanya soal urusan ranjang yang dia perhatikan benar. Dia mengaku selama ini tak pernah menggunakan ranjang dari kayu yang di bagian kakinya ada pembatas.

Hanya memakai spring bed. Dengan begitu, kaki Renard dan Pascal bisa menggantung. Meski panjang kasur 2 meter, dia mengatakan, saat tidur kaki anaknya selalu menggantung. ”Sebab, tidak mungkin kan kalau tidur kepalanya mepet ke atas. Pasti agak turun dikit sehingga kakinya ngegantung. Pascal dan Renard tidur sekamar,” jelasnya.

Dewie mengingat, ketika Renard berusia dua tahun, ada saudaranya yang merasa perkembangan dan pertumbuhan Renard tidak wajar. Misalnya, dalam hal kemampuan bicara dan perilaku lain.

Ternyata setelah menelusuri, saudara Dewie tersebut salah sangka. Karena postur yang tinggi, dia mengira Renard kala itu sudah berusia empat tahun. ”Padahal, saat itu masih dua tahun. Sehingga wajar tidak seperti anak empat tahun perkembangannya,” jelas Dewie.

Dewie saat ini mulai canggung ketika harus berdiri sambil memeluk anak bungsunya itu lantaran saking tingginya. Sebab, kalau dia memeluk, bukan langsung berhadapan dengan muka atau minimal pundak Renard.

Tinggalkan Balasan