jabarekspres.com – KONDISI mata kiri penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang belum kunjung pulih mengundang empati banyak pihak. Mayoritas khawatir, Novel tidak bisa beraktivitas kembali di KPK untuk menangani kasus korupsi.
Di tengah kecemasan publik tersebut, Novel menegaskan komitmennya dalam obrolan bersama wartawan Jawa Pos Agus Dwi Prasetyo dan Imam Husein di Singapura, beberapa waktu lalu.
Wawancara dilakukan di Masjid Al Falah kawasan Orchard Road di sela pengobatan pasca teror air keras di Singapore General Hospital.
Selamat siang Pak Novel? Bagaimana kondisi Anda? Selamat siang mas. Alhamdulillah sekarang sudah membaik.
Apa yang Anda rasakan dengan kondisi mata kiri seperti itu?
Kalau melihat itu (mata kiri), kan ada yang (warna) putih. Itu adalah bagian yang mati. Tidak bisa bergerak lagi. Sampai sekarang belum bisa bergerak lagi. Tapi Insya Allah besok berubah kita nggak tahu. Allah yang tahu.
Kenapa bisa separah itu?
Ketika diserang waktu itu (11 April 2017), mata saya selaputnya rusak dua-duanya. Mata kiri 95 persen lebih malahan (kadar kerusakannya). Mata kanan 60 persen. Oleh karena itu, organ yang rusak itulah yang sekarang dipulihkan. Ternyata yang kiri dalam proses pemulihan tidak bisa maksimal karena ada sel-sel yang terlanjur mati.
Kabarnya, tim dokter berencana melakukan dua kali operasi lagi untuk memulihkan mata kiri Anda? Yang pertama kapan dilaksanakan?
Barang kali bulan depan, tapi saya nggak tahu pastinya. Karena setiap hari dilihat dokter. Bisa jadi ketika progresnya bagus, operasi bisa dibatalkan. Tapi paling besar kemungkinannya ya tetap operasi.
Seperti apa operasi yang akan dilakukan?
Namanya operasi artificial (tranplantasi kornea). Nanti kornea akan diganti dengan plastik, jadi seperti buatan. Kalau pencangkokan mata risikonya besar.
Sekarang lebih sering pergi ke masjid setelah kondisi Anda relatif membaik?
Saya selalu pergi ke masjid. Orang yang buta saja oleh Rasulullah diperintahkan pergi ke masjid. Kenapa saya tidak.
Beberapa hari terakhir, foto Anda yang menunjukkan kondisi mata setelah 100 hari penyerangan viral di media sosial (medsos). Itu inisiatif siapa?