jabarekspres.com, BANDUNG – Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP) Jawa Barat I mencatat realisasi penerimaan pajak per 11 Juli 2017 sebesar Rp 12,85 Triliun atau mencapai 44,25 persen dari target 2017 sebesar Rp 29 Triliun.
Menurut Kepala Kanwil DJP Jawa Barat I, Yoyok Satiotomo angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 25,72 persen dari realisasi tahun sebelumnya. Meski tumbuh, Yoyok mengaku belum puas dengan raihan tersebut.
”Harusnya kami bisa lebih dari 50 persen. Oleh karena itu, dalam rapat tadi kami sudah membahas strategi yang akan kami lakukan untuk mengamankan penerimaan pajak tahun 2017 ini,” kata Yoyok dalam Rapat Koordinasi Daerah di Gedung Keuangan Negara, Jalan Asia Afrika No. 114 Bandung, Selasa (12/7).
Lebih lanjut Yoyok merinci lima penerimaan terbesar berturut-turut adalah PPh Non Migas sebesar Rp 8,43 Triliun, PPN dan PPnBM sebesar Rp 4,25 Triliun, Pajak lainnya sebesar Rp 143 Miliar, PBB P3 sebesar Rp 19 Miliar, dan PPh Migas sebesar Rp 5,6 Miliar.
Sementara itu, sektor Industri Pengolahan menjadi sektor unggulan dan berkontribusi dominan terhadap penerimaan Kanwil DJP Jawa Barat I sebesar 29,51 persen dengan pertumbuhan 41,91 persen, sedangkan sektor Perdagangan Besar dan Eceran menempati posisi kedua dengan kontribusi sebesar 19,65 persen atau tumbuh sebesar 25,34 persen.
Tiga sektor unggulan lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Meski begitu, penerimaan dari ketiga sektor tersebut cukup berpengaruh terhadap pencapaian target Kanwil DJP Jawa Barat I. Ketiganya adalah sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 10,35 persen, sektor Kontruksi sebesar 7,59 persen dan sektor Administrasi Pemerintahan 5,9 persen dengan pertumbuhan masing-masing sebesar negatif 1,37 persen, 4,01 persen, dan 6,52 persen.
Yoyok menambahkan, dari 16 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berada di lingkungan Kanwil DJP Jawa Barat I, pencapaian tertinggi secara persentase berturut-turut diraih KPP Pratama Bandung Bojonagara 62,65 persen dari target Rp1,33 Triliun, KPP Pratama Soreang 57,88 persen dari target Rp1,26 triliun, dan KPP Pratama Tegallega 52,19 persen.
”Jika secara rupiah, KPP dengan penerimaan pajak tertinggi dipegang oleh KPP Madya Bandung. Dari target Rp11 Triliun, sudah terealisasi sebesar Rp 5,06 Triliun atau 46,05 persen,” ujarnya.
Dia mengaku, masih banyak kendala yang terjadi di lapangan. Dengan sisa waktu kurang dari Enam bulan ke depan, pihaknya meminta seluruh jajarannya agar dapat berupaya maksimal untuk mengamankan penerimaan pajak tahun 2017. “Potensi penerimaan pajak masih dapat digali lebih dalam lagi, terlebih dengan tersedianya dukungan data saat ini,” pungkasnya. (*/ign)